berharap pada matahari

pagi tak bermentari
hitam mengangkasa memenuhi langit jiwa
bergelayut pada rimbun semesta
lembar demi lembar berserak
penuhi ruang tanpa batas
hingga naluri terabai
perlahan sirna
berharap pasrah pada mentari
tentang cahaya
tentang abadi
bahkan tentang mimpi
sebab aku tiada berharap
pun setitik padamu



bpn 111212


apatis

dalam benak
tersirat untaian makna
menepis ragu pun gundah
menembus ruang
menghapus jarak
dalam jiwa
terpendam rasa
ia menebar benih perih
mengurai kebekuan
melebur kepedihan
ya
inilah hidup
serpihan harapan
sebab mendung masih menggumpal



apatis
bpn 1212

hitam

sebab kata tiada bermakna
hanya teriakan kegetiran
sebab luka kian menebal
menutup sejumput  bahagia

 dendam kian merona,disela luka
  isak rayu tiada berbeda
  meninggalkan bekas sayatan tipis
  aku tak bernurani lagi

matahari perlahan meninggi
tapi aku tak peduli
menatapi lubang keras jeruji
menatapi hitam hari depan

lembah b ampar
sep'12

hari ini 100 tahun lagi

Bosanku kembali menjelang
Begitu terik menggigit kulit
Lembah ini gersang teman,semakin gersang
Ditengah maraknya bencana
Kemarau tiada henti,bukan tak sisakan rizki
Generasi nanti,tempatnya bukan disini
Mereka akan tinggal di puncak bebatuan
Dimana mata air hanya mimpi
Dan semua energi bumi hanya cerita
Hari ini
100 tahun lagi



borneo
b-pro 12

tertimbun dendam


Luka belum terobati Kisah terus tertoreh dilembar baru Selalu berubah harus berarti Seperti hari ini Kuhempaskan semua adanya Untuk segenggam mimpi dendam menyeret tak henti Mengarah kejurang gelap kehitaman Iramakan derita irama mati Maka kulempar ia jauh melalui langit tak berbatas Dan senja mulai menghampiri Cepat kureguk harapan itu Kusimpan jauh didasar hati Mei "12 New o bpn

menuju matahari

Wah benar mungkin katamu jika hitam bukan berarti gelap Disana tempat bersarang nyamuk,serangga dan lipan kecil Bahkan hari ini kulihat seekor kadal mengangkat kepala Lapar,dahaga bisa jadi nelangsa Kita memang harus berkaca pada sesuatu Pada kadal yang mendongakkan kepala Atau pada apa saja yang kau anggap benar Menurutmu Ya menurutmu Setidaknya engkau telah bekaca Tidak seperti aku Selalu menertawai diri sendiri Berjalan menuju matahari Entahlah besok juga kita mengerti Apa saja yang akan terjadi Atau kita tanya pada kaca retak didepanmu Semoga jawabnya berarti Semoga senyumnya bermakna Layaknya aku yang berjalan menuju matahari April 12,erahardhian

kata kutu

Selepas terbit mentari irama hidup
Mengais debu berpeluh segenggam dendam
Sejengkal bayangan meninggi
Membentuk percikan api pada sanubari
Congkak tertawa sang penguasa
Tahukah ahirnya tulikan dia sendiri
Hening bukan diam
diam tidak selalu sayang
sayang berarti melindungi
melindungi harus mengayomi
memihak bukan mementingkan kepentingan diri
maka tersenyumlah saudaraku meski pahit
Tumbangkan tiang penghalang
tumbuhkan bunga perjuangan
Pada hutan dan jalan - jalan



Kasak kusuk
erahardhian "april12"

january, disebuah lembah berpelangi

Recent Comments

Pengikut