aulia

sebening embun pagi
tlah kau ungkap cinta
mengaliri gersang jiwa
meredam luka luka hati
sekokoh karang dilautan
kau tumbuhkan benih
kau baluri perih
menelan ketakutan diri
bersama matahari pagi
lantas doa doa itu
apakah kau telan sendiri
atau kau telah bagi
dan kami memang pendosa
kami memang ada

benarkah kau tak rindukanku

nanar tatapmu berharap
indah sedikit liar
gairahkan aku
yang haus siang tadi
kukecap indahmu sesaat
yang bukan milikku
dan bukan inginku
akupun tak sepenuhnya tahu
apa benar kau tak rindukanku
dalam sepi menyayat
mengikat erat sendirimu
apa benar kau tak rindukanku
dalam bisik hati kecilmu

tiga malam

berisik tapi merdu
binatang ramai berdendang
ceritakan tanah gersang
bumi borneo tak berbintang
disini kuciumi ilalang
kukagumi bebukitan
malam kian hitam
langitpun enggan menebar hujan
campakkan aku dihamparan kering kerontang menghujam
tiga malam
langit membeku diam
tiga malam
sunyi

alam

mendung
setia menemani gontai langkah
ditengah pergolakan nurani
memanipulasi biru imaji
gerimis
iringi nafas berat renta
membilas wajah penuh dosa
membasuh jiwa luka
perlahan dimakan usia
hujan
menerpa keras tubuh senja
membawanya kealam bawah sadar
menyeret kedunia nyata
merasakan indah siksa dunia
angin
meniup debu dan ngilu
menyayat tubuhku bagai sembilu
terbangkan masa lalu

sebongkah harapan

sebongkah harapan kucipta
selalu kuhidangkan di hadapan
hiasi siang malamku
hingga pasti kudapati
yakin kunikmati
belahan harapan nyata adanya
ditiap sudut pandangku
ditiap titik lemahku
selamat datang bahagia
kau tlah kurindu
didesah nafasku
adalah doamu
diwangi tubuhmu
adalah doaku

di batas remang senja

berguman lirih irama tak puas
memendam rasa tak terungkap
seakan tak hendak kau ucap
tenggelam ditelan benam mentari senja tadi
tersisa rahasia hidup
rahasia mati rahasia tak terungkap pasti mati
suara dalam remang
kutunggu kau disini
dibatas kesabaran jiwa
dibatas langit langit nurani

senja pulau buru

oleh : ekorahardhian

terbuka satu dua lembar cerita
di pulau dongenglah adanya
sang pengembara sore itu
memulai kisah baru
saat sunset baru berlalu
meninggalkan bayangan senja
saat hiruk pikuk walet meliuk rendah terpaku bisu
dihadapan penguasa malam
pulau buru malam itu
riuh nian manjakan asa

perawan

tersingkap sedikit berharap
diremang cahaya temaram
lampu ruangan tengah malam
sembunyikan senyum kegetiran
manis parasmu dibalik kelambu

aku ingin tahu
jika kau mau
aku ingin dengar
jika kau harap

sudut mata basah sayu
menepis ragu
aku perawan
dibalik kelambu
ucapmu

Recent Comments

Pengikut