culas tak culas ya culas

kita telah mati rasa
jauh sebelum kamu ada
hidup tak bertujuan
bukan berarti tak berTuhan
merunduk pasrah pada penguasa
menggilas saudara yang lemah
bukan cerita baru
bukan juga cerita lama
semua kembali terulang
seiring bergulir waktu
sejak adam menginjakkan kaki di bumi
sejak kutai dan majapahit merajai
apa bedanya tak kuminta jawab
penguasa harta hakim penjilat tapol
tetek bengek anjing bangsat
atau bahkan cecunguk liar
kita hanya korban peradaban
dipaksa menjalani hidup
kehidupan korup
negeri tercuinta
negeri indah tiada tara
culas tak culas culas
ikut tak ikut ya ikut
ya tak iya tak iya ya iya

sepinggan,borneo
juni 11

butiran embun diujung tiap helai daun

oleh : Erahardhian

siang berlalu bahagiaku
menapak terjal tanpa arah
tak hendak ketempatmu
tak hendak singgah
menggurat lembar hari penuh maki
mengiris rajutan janji
aku tidaklah penting menurutmu
tidakkah kaucoba bertanya padaNya
sebab aku bercengkerama dengan sepi
seperti malam ini dan ribuan malam yang berlalu
tanpa batas waktu
seperti hamparan langit gelap
dan butir enmbun ditiap helai daun
adakah kau abaikan


gunung bahagia
bpn,juni 11

cete

oleh :erahardhian

singgah sejenak melepas lelah
warung cete belakang pajak
pekat kopi sekelam hari
mengikuti irama nafsu dunia
sekedar lepaskan penat sekejab
akan asa juga hari esok
menikmati irama alam
diantara rimbun daun
meski tak rindang


kampung timur
bpn jun 11

realita

oleh : erahardhian

aku berdiri pada retak bumi
berpijak disudut rentan negeri
perlahan tenggelam
esok masihkah kelam



jun,11

pesangon

oleh : erahardhian


suatu siang di kedai kopi
ia berontak mencoba melawan

menunduk terduduk lesu
dihamparan pekat masa depan
hanya bayangan kelam
hanya harapan semu
rentang waktu menahun sudah
tentang seorang kawan mengabdikan diri
pada bangsat kunyuk berdasi
setia pada janji mulia
memuliakan pekerja
lalu beranjak pergi
berpesangon tahi




bor jun 11

sang pekerja 2

by : Erahardhian

jika sebatang rokok adalah segenggam harap
segelas kopi akan menjadi harum menebar senyum
setiap saat berlalu dihadapan jiwa jiwa letih
menepuk setiap pundak penuh bijak
ya semestinya dengan bijak
ketika kau tawarkan segala nikmat
semua beranjak menghampiri sekedar ingin tahu
tidakkah kau merasa seperti dewa
dipuja segenap setan belantara
kami masih bekerja
menantang terjal karang
mengarung luas mayapada
karya kami biarlah abadi tanpa kau tahu
terselip di ujung langit
tertindas segala yang ada
lalu apa peduliku apa pedulimu
lalu kami meredup perlahan menunggu pagi
dan jiwa tak bernurani beranjak pergi
tenggelam gelisah tak jua sadar diri



jun 11

sang pekerja

by : Erahardhian


terjal nyaris terlalu
sudahi segala peluh
semua adalah coba kutahu
mengendap perlahan menuju cahaya
menggali makna seirama surya
bisik kata hati terayun pasrah
seiring jiwa terpasung sudah
tak hendak kupasrah
pada jiwa hampa tiada jeda
coba menjadi penguasa kosong
pada hati tak bermata
dirajam kelam hidup
aku sosok merdeka
sang pekerja


borneo jun 11

melebur nafsu pada belantara

by : Erahardhian


bukankah kamu pernah mati hidup tak bernurani
mejadi dewa pada lemah terduduk pasrah
akupun sama bila dan kita hanya noda
pada lembaran hari tak bertepi
sumber segala bencana
berahir kelam
nafsu
pada siapa berserah pasrah
aku hendak pergi
menuju sudut jarak pandangmu
mengukir sepi
meredam segala dendam
meleburkanya jadikan serpih merah darah
hijau seperti belantara indah



melebur bpn
jun 11

aku tidak sedang berbicara tentangmu

by : Erahardhian

berteman kesendirian beku
menapak terjal sepi
memeluk tebing sunyi
berharap semua berlalu

tidak

aku tidak sedang berbicara
apalagi tentang kamu bahkan kebaikanmu
aku berguman lirih
pada terjal sepi

tidak

aku tidak pernah memohon
dan aku tidak sedang memohon
apalagi padamu jika kau pikir kau berkuasa

berharap aku
pada secangkir kopi
pada sebatang rokok
pada gelap pada gaib
kepada satu
biarlah kutelan sendiri
sebab aku
tidak sedang berbicara denganmu


bppn juni 11

lorong bintan

oleh : erahardhian

hanya melintas sejenak
menyapa segelintir sahabat
tempat maki terlampiaskan
padanya mereka bertahan
dalam remang lorong jalan bintan
ditemaram mengisi kekosongan
nyanyikan cinta dan amarah
seribu satu kisah kehidupan jalanan
malam beranjak pagi
mereka masih bernyanyi



lorong bintan
kosong sembilan

Recent Comments

Pengikut