oleh : eko rahardhian
sun mata ajiku
semar mesem
yen ora mesem mendem
mat komit kamit
tang skakel paku dom bundel
kabeh njur tak kirimke
kanggo kowe kang durjono
mbalelo
ndang modaro
sun mata ajiku goyang jaran
cikar dokar sepeda pancal
yen ora modar berarti mancal
utowo sekarat kepancal jaran
duh duh duh
sukmo katut neroko nunut
ndukun
borneo jun 10
ndukun
belantara
aroma belantara tercium harum
deru nafas penuh cinta
pada pucuk cemara melengus
irama cita kuharap bermakna
biru langit sebiru hatiku
cerah hari secerah anugerah
tegak kuberdiri dipucuk tertinggi
dibawah belantara'
diatas langit
awang-awang bahagia
angan masa depan
bercarut
penuhi
hati dan hari
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.33 0 komentar
laskar
oleh : eko rahardhian
wahai laskar
coba kau duduk dipinggiran
sekedar berbagi cuil kebahagiaan
jika kau bernurani memang
wahai laskar
kekar tubuhmu
tak sedap kupandang
imaji dendam meranah kalbu
wahai cinta
naungkan indahmu pada segenap laskar
agar luka tak membara
biar borok terganti sudah
tebar harummu pelita
bias sinarmu bahagia
wahai laskar
tenangkan jiwa kosongmu disini
dilingkaran cinta
terayun damai
kelak kau rindukan pasti
masa seperti ini
dibising peluru
didesah nafas
dideru rindu
laskar semesta
jun 10 '
Senin, 28 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.06 0 komentar
rindu damai
oleh : eko rahardhian
pasukan putih biru berbaris tak rapi
tegar menantang sombong sang matahari
bersenjata lengkap siap mengabdi
pada raja ratu juga permaisuri
pun pada seribu selir dan lonte
lantang komando tak jelas ditelinga
yang ada hanya teriakan dendam
jerit nafsu naluri berkuasa
semua menggema jelas di dinding-dinding langit
diterjal bukit angkasa raya
nusantara
rindu kudengar sejahtera
rindu kudengar makmur
kaya raya apalagi
bukan banci bukan pula benci
bukan perang saudara
kutunggu kabarmu esok hari
masihkah kau goyah
masihkah kau gundah
dipersimpangan ahir zaman
terminal damai
balikpapan
jun 2010
Minggu, 27 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.24 0 komentar
gerhana malam tadi
aku berdiri dipuncak bukit tertinggi
saat menkmati gerhana malam tadi
sampai tehanyut dibuai indahnya
seperti lukisan jiwa
alam semesta terpesona
seperti aku adanya
terpana walau dirundung luka
terpaku meski pilu
gerhana malam tadi
aku merindumu
semoga esok kulihat lagi
biar kucumbu indahmu
dalam sepi getir hariku
~prapatan~
balikpapan jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.14 0 komentar
menunggu malam
oleh : eko rahardhian
malam belumlah sempurna benar
berisik walet masih bergerombol depan sarang
rembulan keburu merindukan malam
bersolek depan kaca mematung
mengagumi diri
memuja raga
tak terbayang sudah
esok hancur termakan hari
bahkan sebentar lagi
lebur terpanggang matahari
malam belumlah sempurna benar
ketika warna warni hidup makin berbinar
malam lama kali kau datang
ucap mami dilacur hari
menunggu malam
borneo 10
Kamis, 24 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.43 0 komentar
dipusat gravitasi
oleh : eko rahardhian
lekuk angka lekat tak mau pergi
naluri berkuasa hinggap tak jua lenyap
mencoba memanipulasi imaji seperti nyata
aku berlari menjauh pergi
makin berlari kau makin membayangi
ahh
bilasaja kukantongi belantara ini
itu saja menghantui
kubenamkan segenap raga kedalam tanah
arungi sisi gelap bumi
tidakkah kau bayangkan
dalam sesak ruang
dibalik gelap luap tanah basah
di melemahnya gravitasi
aku masih menikmati
masih kulewati
indah cakrawala pagi ini
dalam hati terbesit
tak puas itu
tak jua lenyap
sebab
bumipun ternyata
tak kuasa menyerap
ujung borneo
jun 10
Rabu, 23 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.54 0 komentar
ironi
oleh : eko rahardhian
segerombol gagak berarak pulang
kelorong gelap kegelapan
usai sudah pesta pora ini hari
hanya bangkai yang tersaji
jika anugerah maka tersenyumlah
jika indah tetap bukan milik kita
gagak gagak jauh pergi
menembus batas waktu
bahakan batas tanah air tercinta
gagak disini saudaraku
memangsa daging anak anaknya
istri bahkan semua yang siap saji
ya betul katamu
gagak telah pergi
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.15 0 komentar
larut rahasia
oleh : eko rahardhian
dalam larut
bulan setengah lingkaran
meliuk seperti berayun pada awan
langit terbuka lebar
rahasia terkuak sudah
masa lalu masa depan
masa muda masa tua
mata air mata
bening sebening hatimu mungkin
sebab tanah tiada tertembus
hanya belati terhunus
polos
ndeso
norak
konak
malam larut
langit rahasia terbuka sudah
borneo,jun 10
Selasa, 22 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.01 0 komentar
rahasia hening alam
oleh : eko rahardhian
pagi buta
dalam sepi
pasir putih ramah menyapa
aku dalam kesendirian
nikmati ombak kuta reef
kicau burung sayup kudengar
kosong jiwa
dalam cengkeraman dewa-dewa
dalam hening
rahasia kehidupan
bercerita damai
berbagi bahagia
lulu sejenak
kurebahkan gelisah
dipasir putih
kuta reef,bali
jun 10
Jumat, 18 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.15 0 komentar
ksatria kecil
oleh : eko rahardhian
ubud pagi ini
indah memang meski
tak sempurna benar kau nikmati
hei kau ksatria kecilku
pada hijau selebar mata pandangi
kurasa tak indah benar pagi ini
sebab ubud letupan hati kami
pagi ini kau
sang ksatria kecil
berlari telanjang perut kerontang
berharap pada langit
pada hijau rimbun belukar kasih sayang
ksatria kau terpaku membatu
pada alamkah kau mengadu
atau pada tetes embun
tak bergeming kau punya bibir
entah itu sekedar umbar rasa
aku menengadah
pasrah
aku tak punya kuasa wahai ksatria
aku hanya sosok
menemani
mengayomi
melindungi
mungkin mengilhami
ubud bali,jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.57 0 komentar
badai langkah kaku
oleh : eko rahardhian
cepat berlalu cerita pilu
datang bawa gundah
mbok ya sesekali kau tak hampiri
meski sekejab mata
jasadku lemah
hasratku mati
sejenak biar pulas
tunggu kering bekas gores
walau tipis
meski tak bernanah
terpatri dalam kalbu
enggan menyapa langkahmu
sang bahagia
ditengah badai selalu
hujan mlm
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.47 0 komentar
menghitung pijar bintang II
oleh : eko rahardhian
dalam sepi
hembus nafasmu tak berarti
pun lenguh manjamu jauh
disini
telah puas kucumbui
terjal cadas batu
juga lebat pepohonan
hingga
panas ranggaskan sekitar
bakar hijau dedaunan
jadikannya layu
jika kami telah bercumbu
lemah tak bertumbu
tengadah telanjang pasrah
menghitung pijar bintang
baris nafsu belantara
borneo jun 10
Kamis, 17 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.02 0 komentar
menghitung pijar bintang
oleh : eko rahardhian
adalah purnama terhempas pasrah
menggeliat manja diputih kabut
berselimut dingin malam
menghitung pijar bintang
direntan waktu ribuan tahun cahaya
entah kekasih yang mana ditunggunya
sebentar lalu memejamkan mata
imajinya pada cumbu kekasih jauh
direngkuhnya tubuh telanjang
direbahkan perlahan
dipelukan birahi
borneo jun '10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.28 0 komentar
baju tipis tersingkap duka
oleh : eko rahardhian
perlahan semesta gelap
irama kematian kelam
mengiris iris ulu hati
sedanau air mata darah
mengalir deras basah
nyunyutkan baju tipismu
ditangismu
disedihmu
undang gairahku
sebab aku adalah duka
menggelepar di sudut keranda
aku adalah nafsu
datang diujung baju tipismu
maka
mari cumbu jasadku
jika kau tak mampu
tanggalkan saja lukamu
dipangkuan bisu
balikpapan,borneo
jun 10
Rabu, 16 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 03.23 0 komentar
rumpun bambu rindu
oleh : eko rahardhian
penatku langkah gontai
disudut hari lewati senja
benakku tertumpu
pada rimbun hijau daun bambu
bergelayut diterpa angin sore
gagak-gagak hitam berkoar
mesra berbagi rasa dipucuk pohon
ingatku akanmu
hasratku inginmu
mauku adamu
terasing sperti karang
atau kerang dihalaman
terpaku bisu
pada rumpun bambu
borneo.jun 11
miss ya
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 03.16 0 komentar
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 03.08 0 komentar
mata tua diujung jalan
oleh : eko rahardhian
langkahmu perlahan pasti
menyusuri dermaga tak terpakai
rambut putihmu tegak menantang
langit biru diangkasa raya
mata tuamu tajam menikmati sunset
sebentar berlalu
kau diam terpaku
cerita kalutmu ini hari
pada sampah terdampar dipinggiran
langit kemilau
sunsetperlahan berlalu
kau diharu biru
kutunggu kau esok
diujung sunset baru
lirih bisikmu
dengan mata terpejam
kau berlalu
diremang malam
dikelam kehidupan
jalanan
buat om ulik
untuk smangat
n advise
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 02.47 0 komentar
merangkai janji
oleh : eko rahardhian
tutur kata liar manja
masih saja kian menggoda
bias cahaya mata
pancaran indah jiwa
tunas cinta
bersemi sudah
melibas selaksa derita
esok
rangkaian janji indah
kita jalani pasti
selamat datang bahagia
dideras hujan
borneo jun 10
Selasa, 15 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.35 0 komentar
tanah memerah basah
oleh : eko rahardhian
aku berkaca
pada air mata
pada luka-luka
pada baris kata
kadang kilau mutiara
jernihkan biru rindu
merahkan rona muka
meski luka gerogoti jiwa
meski nanar meratap
masih kuberkaca
masih kuberkata
pada air
pada bara
pada angin
pada tanah memerah basah
lap.poni
borneo jun '10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.27 0 komentar
hujan pagi ini
oleh : eko rahardhian
hujan pagi beri harapan pasti
kering meradang terairi sudah
langit menghitam pekat
tak berarti apa
sebab noda telah terhapus
lebat masih mengguyur
noda kian luntur
borneo,jun'10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.14 0 komentar
gelisah
oleh : eko rahardhian
Seperti malam kemarin malam ini penuh kegelisahan
dihimpit rasa rindu dendam dan haru berahir di ujung malam ini
kute may10
Senin, 14 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.36 0 komentar
aids
oleh : eko rahardhian
lirih bibir indahmu berucap
penuh hasrat penuh nafsu
nyata semua hidup matimu
tervonis kini
usai sudah mimpi
usai sudah harapan
sebab aku telah mati
saat kau ucap dendam
kau bisikkan kematian
keras melebihi gemuruh halilintar
pekakkan otak dan skujur tubuh
ya semua telah usai
matilah aku
aku telah mati
berucap tak berarti
berfikir tanpa guna
usaaaaiiiiiiii
tammmmaaaaaaaat
kau matikan semua tentangku
tentang cinta(aids)
borneo's nightmare'10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.10 0 komentar
berlindung di hutan gundul
oleh eko rahardhian
digemuruh langit kau bertahan
mengangkasa bagai bintang
seakan tiada pernah pudar
pijar cahaya meski temaram
dibatang lemah kubersandar
pada kelam malam
pada kilau cahaya bintang
pada apa saja yang kuharap
sayang lelapkah kau malam ini
dihamparan lahan tergunduli sudah
puncak hijau,borneo
jun '10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.57 0 komentar
istana semesta jiwa
oleh : eko rahardhian
dalam luka kita tertawa
dalam bahagia kita menangis
pada kealpaan jiwa
kusinggahi istanamu
bertaman lautan biroe
hamparan permadani
berkilau di mendung senja
sobat
kau masih bersahaja
sobat
kau masih berkuasa
atasmu langit angkasa jiwa
atasmu langit semesta jiwa
diteras sahabat
borneo jun'10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.50 0 komentar
luka yang sirna
oleh : eko rahardhian
tetes hujan nada sumbang
berlindung dipinang tak rindang
segelintir daun menguning
terurai bisu musim
basah sekujur tubuh
goresan luka bernanah
daging terbakar
sampah membusuk
untaian permata duka
ah
ceritakan padaku
tentang borok dikemaluanmu
atau bisul diketiakmu
bahkan telanjanglah dihadapku
sebab kita hanya luka
sebentar juga sirna
lap.poni borneo
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.24 0 komentar
perjuangan sahabat
oleh : eko rahardhian
pahit getir hidupmu kutuang
dalam bait yang belum pasti bermakna
sobat
dalam cahaya sinar mata pasrah
seakan kau bercerita
tentang suatu mungkin berharga
dan gerak bibir setengah terbuka
tak kuasa kucerna
detik demi detik anugrah
kosong dijiwa hampa dihati
tenang tenanglah semangatmu kukenang
perjuanganmu kulanjutkan
irama lagumu putus kumainkan
disimpang jalan ini kurenungkan
segala yang pernah kita lakukan
kmpg baru,bppn
jun 10
Minggu, 13 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.07 0 komentar
kelam jiwa
oleh : eko rahardhian
pagi cerah
tak secuil awan hitam bergelayut
hanya kokoh karang
debur ombak dan angin baluriku
memadu hasrat diterjal karang
memendam dendam dikelam jiwa
terasing
mengasingkan diri
usir mimpi
usap perih
hapus luka
tukung,borneo
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.49 0 komentar
harapan diterik siang
oleh eko rahardhian
hasrat mencumbumu wahai lautan
dan geleparmu kerapu malang
bercumbu telanjang dipuncak karang
disisi roh dan jiwa gentayangan
matahari kian tinggi
ombak masih cumbui jasad telanjangku
semayang,borneo
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.43 0 komentar
nurani
oleh : eko rahardhian
tersisa sedikit dihati
diterpa badai kelam hidup
teriris getir nestapa
dibungkam derita
nurani
tak kunjung penuhi isi hati
ditelan pasang gelombang
dihempas angin malam
sayang
hanya perih menemani
kurangkai jadikan sekerat daging merah
sebentar pecah lagi
nurani
kau kah itu yang mati
kebon sayur,borneo
jun 10
Sabtu, 12 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.52 0 komentar
sore di tepian mentari
oleh : eko rahardhian
batu batu karang berserak indah
hijau pepohonan balut terjal
bukit depan mata
disenggama alam seribu pulau
kapal berlalu sisakan gelombang
masih terpaku pada terjal karang
bersandar dicadas bebatuan
menanti langit beri jawaban
apa yang terjadi hari ini
sebentar lagi kan berganti
seiring mentari menepi
tukung,borneo 0610
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.15 0 komentar
direntan waktu
oleh : eko rahardhian
Rentan waktu cepat berlalu
Diruang rindu menghimpit sesakkan palung jiwa
Bergema disudut sudut gelap dunia
Tak kau dengarkah tetes embun bercerita
Tentang indah cahaya sunrise
Berlindung ditetes embun pagi
Berkaca elokkah kau adanya
Bahwa mimpi tak lagi berarti
Atau malam penuh harap
Akan hadirku malam ini
Jutaan tanya coba kau jawab
selaksa doa kau ucap lirih
Penuh harap
kebon sayur,borneo
juni '10
Jumat, 11 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 23.03 0 komentar
irama cinta
oleh :eko rahardhian
sebab riak air
tak lagi bisikkan mesra
hanya ungkap nelangsa
lara juga
tebing-tebing cadaspun
tak lagi gemakan irama cinta
berganti raung kesakitan
lalu
aku harus bercerita pada siapa
bermesra pada apa
bppn,borneo
jun 10
Kamis, 10 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.55 0 komentar
sanur circle
oleh : eko rahardhian
remang cahaya kian memudar
ditepi kerinduan
memandang gadis sebatas mata
tanpa nafsu tak berhasrat
sebab
rindu ini hanya padamu
saat ini
inginku dipelukmu
mei 20- 2010
Rabu, 09 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.34 0 komentar
ditepian kute
oleh : eko rahardhian
telah kubunuh semua dendam
telah kubakar dengki di diri
dalam dangkal tepi kute
pada putih pasir dan gemuruh mesin
dirimbun daun tepian pantai kute
kute bali mei 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.33 0 komentar
kabut
oleh : eko rahardhian
pantas kudapati indah kuncup cinta ditiapsudut ruang hati
kini terkontaminasi biru imaji diputihnya mega atasmu langit
kau berjanji entah untuk siapa
bahkan dirimukah sendiri
tak secuil mendung kudapati
tapi dihati tebalnya menutupi
sensation bar,kute
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 12.38 0 komentar
mendung kabut hitam
oleh : eko rahardhian
langit mendung
sebentar hujan menyirami taman kota
mendung terus selimuti
putih kabut bergeming terbuai sang angin
langit mendung
hitam nanar kian membaluri
segenap jiwa raga luruh dicengkeraman
borneo pagi ini
hei anak adam itukah kau tergeletak melingkar
isayarat derita sepanjang hidup
mendaki kian terjal
merangkak tebing kerinduan
gelap masih diluar sana
kau liar berteman lara
kau anak adam
terhimpit dendam
hahahaaahaha
lihat aku tertawa
hahahahahahaa
lukamu kian menganga
borneo,100610
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.40 0 komentar