oleh : ekorahardhian
berita hari genderang perang
kibarkan semangat mati ah
sudah bukan zaman
membantai saudara seiman
gagah ksatria bagai pahlawan
tak jua kita temui
yang ada hanya pengecut
musuh dalam selimut malam
membunuh membabi buta
mengibarkan bendera hitam
berlindung ditiap tiang agama
mengadu domba semua
mereka harus enyah saudaraku
setidaknya sembunyi atau
biar kami turun ke jalan
menyisir tebing sunyi
menyapu dalam gulita malam
bpn
11"
dalam selimut malam
cerita hujan sore tadi
oleh : ekorahardhian
rerumputan masih basah
hujan telah menyapa indah
acuhkan sunset sore tadi
diredup lampu halaman
memantulkan cahaya putih
berkilau layaknya mutiara
menyusup disela rerumputan
tak kudengar binatang malam
tak kulihat potongan bulan
hanya deru dan bising menghias malam
ditebing curam
dilembah kehancuran
pasrah
saksikan berton hasil hutan
berserak dihalaman
menariah kawan
bernyanyilah lantang
disela raung gergaji
borneo
bpn , april 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.47 0 komentar
mata air
oleh : ekorahardhian
hamparan sawah hijau
manjakan mata dan jiwa
berpetak rapi berkilauan
langit yang mulai terang
dihati tanpa dendam
kuikuti angin bertandang
menuju tebing terjal sunyi
menuju mata air perbukitan
singgah di istana damai
aku tak hendak pergi
biar getir terlupa
biar luka terbalut
sampai rona kembali berseri
menengadah tak lagi pasrah
lalu mereka
berlarian menghapiri
sgala keinginan
pujon
april 11
Jumat, 29 April 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.14 0 komentar
sebongkah roti
berderet harapan diterik hari
menari tiada henti
memainkan perasaan
letih remuk redam
tubuh yang lunglai
apa kabarmu sore ini
diujung senja seribu bidadari
adzan magrib nyaris hilang ditengah gerimis lalu-lalang
memanggil raga bertandang
hanya air mata
menemani segelas air putih
tanpa susu tiada gula
habis ditelan hari
menjeritlah pada penguasa
ceritakan yang nyata adanya
menjeritlah pd sebongkah roti
yang kaunikmati saat berbuka
ditengah gemuruh pesta
borneo
11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.46 0 komentar
selamat malam indonesia
lembah tertata sudah
jurangpun tak lagi menganga
seiring desa yang jadi kota
seirama lesu langkah penguasa
nurani telah lama mati
perlahan bangkit
mengusik terjal batu
menelusuk diremang senja
sahabat
aku menunggumu
ditapal batas desamu
dirimbun hijau alam
selamat malam
indonesia
batu,mlg
april11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.50 0 komentar
Minggu, 24 April 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.55 0 komentar
riak
menelusuk hingga ke raga
dingin merasuk memaksa
aku menyelam menyentuh keras batu kali
jernihnya memanjakan mata batin yang tertegun skejab
bercengkrama dengan riak
Kamis, 21 April 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 20.33 0 komentar
kabar duka
oleh : ekorahardhian
hamparan semak menguning sudah
gersang
mematikan imaji hijauku
dikanan kiri kubangan
bekas tambang
sia sia
borneo menangis meraung
meratap tak henti
tak terdengar memang
ditelan kebekuan nurani
ditelan hingar malam
ditelan kilau kehitaman
hujan beri kabar duka
menenggelamkan semua
tiada sudah hutan lindung
yang ada duka airmata
dan kota mulai terbenam
perlahan hujan bercerita
pada samudera dia bertumpu
borneo 50thn lgi
april .,11
Minggu, 17 April 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.21 0 komentar
wanita separuh baya
petang telah pulang berganti
memanipulasi warna pun rasa
remang menggulita semesta
memaksa diri
pergi
bertebaran
mengisi gelap
melebur pasrah pada cahaya
kian memudar seiring usia
pada rembulan menengadah
bercerita sebait dua
tentang apa yg terjadi
tentang mimpi mimpi
bahkan semua isi hati
wahai cahaya setia
kucumbui pasti kau mlm ini
dinaungi segala keabadian
wahai perempuan setengah baya
rembulan renta
dan cahaya
malam hampir pagi
gunung bahagia
balikpapan
april11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.41 0 komentar
wanita separuh baya
petang telah pulang berganti
memanipulasi warna pun rasa
remang menggulita semesta
memaksa diri
pergi
bertebaran
mengisi gelap
melebur pasrah pada cahaya
kian memudar seiring usia
pada rembulan menengadah
bercerita sebait dua
tentang apa yg terjadi
tentang mimpi mimpi
bahkan semua isi hati
wahai cahaya setia
kucumbui pasti kau mlm ini
dinaungi segala keabadian
wahai perempuan setengah baya
rembulan renta
dan cahaya
malam hampir pagi
gunung bahagia
balikpapan
april11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.37 0 komentar
doa buat kekasih
oleh : eko rahardhian
terkurung dilingkar gersang
melambai pada bayang raksasa semu
resapi sendiriku beku
bukan berarti tanpamu
atau tanpaNYA
ini soal rasa
hasrat bercerita
adalah kau permata itu
adalah kau harapanku
juga kau dimimpiku
aku bercakap dengan diri
tentang indahnya ini pagi
bahkan nestapa jiwa
selaksa penderitaan mu
kekasihku
doa ku untukmu
borneo,borneo
des 2010
Minggu, 10 April 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.22 0 komentar
warisan ditepi mahakam
by Eko Rahardhian
renta sudah
melangkah diujung sauh
menapaki lekuk usang
bersandar remuk redam
paklik gondres
sudahkah kau cumbu keruh
gerayangi mahakam yang angkuh
menggeliat mengusir gundah
paman gondres
ceritakan secuil rahasia
para cukong batubara
para penjarah yang kaya raya
bahkan sahabat sahabat bupati
lalu kai bisa apa cucuku
bejalan telanjang kaki
tertinggal ribuan kilo
tertindas koloni penguasa
warisan sang penjajah
penjamah
tepian mahakam
borneo feb "11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.21 0 komentar
dalam sunyi
by Eko Rahardhian
berkecamuk dalam ruang hampa
perasaan iba sesekali dendam
setelah apa yang mengilhami
kesendirian sjenak nurani
mungkin kau benar tentang satu bahkan semua hal sekalipun
lalu kamu mau apa
aku juga
adakah kau berkuasa atasku atasnya
maka tersenyumlah meski pahit
maka menangislah jika bahagia
bppn 02 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.21 0 komentar
sms emak sore tadi
by Eko Rahardhian
nak
mungkin kau sudah bosan
mungkin kau sudah faham
bahkan tiap kata terulang
sore ini indah
sebentar petang bertandang
nak
aku tahu kamu baik baik saja disitu
sebab kami tak berhenti meminta
beruai airmata rindu
dilima waktuNya
nak
emak hanya dengar cerita
tentang indah negeri seberang
tentang asa yang tergapai
tentang doa yang terkabulkan
anakku
emak selalu berdoa
kami hanya bedoa
dan kami rindu
memeluk anak cucu
emakmu
bpn,feb'11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.18 0 komentar
bait bait digulungan tsunami
by Eko Rahardhian on Wednesday,
saat buah pikiran menjadi dewa
selaksa langit memendam murka
kau adalah Tuhan dirimu
Tuhan adalah kamu dan akalmu
aku menangis dalam hati
jika aku adalah dirimu
apalah artiku apalah
dan tubuhku bergetar selalu
jika sekali lagi kau katakan itu
kubuang jauh bait cerita
dalam gulungan tsunami
March 16, 2011 at 9:05pm
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.17 0 komentar
tiga belas kosong lima
By Eko Rahardhian · Saturday, March 26, 2011
kupandangi dinding kamar
penuh lubang bekas paku
kuhitung satu persatu
tiga belas kosong lima
membekas tak hendak lepas
yang melebur bahagia
melumatnya jadi serpih sia
dan derap langkah
bayangan hitam legam
berseragam penuh dendam
bak penjajah merajalela
mengarah moncong ke ulu hati
sebarkan dendam
sebarkan dengki
sepinggan
borneo
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.11 0 komentar
malam tua renta
tlg ti2p sejengkal tanah
hrpn di masa depan
tlg jual atau tukarkan
dgn skecap nikmat sbentar
tapi
semalaman hujan badai robohkan pohon tua renta
porak porandakan harapan
indah masa depan
malam msh sunyi
entah satu dua jam lagi
tak kulihat isyarat langit
kurasa ia berkabung
mengurai luka
sebait kata ibarat doa
ku ulang jadikan bermakna
ku ucap bagai sembilu
didiam ia membisu
selamat jalan
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.04 0 komentar
jukung
jala tak layak sudah
mbrojol gak karuan
satu dua ikan nyangkut
kubuang jauh jauh
lagian
jukung pun retak kanan kiri
bertahan sombong menengadah
langit tertawa lepas
angin bertiup buas
satu dua hari menjelang
saat jukung tua enyah
kau mengangkasa
arungi cakrawala
berbagi cerita
berbagi mimpi
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.02 0 komentar
sisa
korupsi tak terkendali sudah
dibungkam segala persoalan
korupsi memang menjanjikan
dinegeri segala bualan
pagi mereka berjanji
dijalanan kami tak peduli
berkoar di stasiun televisi
seperti kami para pembual
begundal jalanan
senang senanglah kau
tenang tenanglah kau
kami juga
dengan secuil sisa
.11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 11.04 0 komentar
01:46
coba hentikan detak sejenak
rasakan hening nikmati sepi
menyayat mengiris sendiri
mencintai sunyi
kuraut bayang pucuk cemara
jadikan pena
goreskan baris hitam
masih harus kutanya
malam ini juga
tolong kau ungkap
bahwa ada sebait dua kata
masih tertinggal
kita rajut bersama
tepis rahasia
04"11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.49 0 komentar
menjelang pagi
sobat
malam tlah pekat
kita sudahi saja cerita
tlah kubuang kelam
juga tentangmu
malam tlah bersaksi
atas sgalanya
tentang kamu kita
hingga esok pagi
telah ada lembar baru
putih tak jua bernoda
kusiapkan tinta
kita ukir bersama
walau ada tinta tertumpah
meski perih
gunung bahagia
bpn, april 11
Senin, 04 April 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.52 0 komentar
ibu
termakan usia
seulas senyum anggun
rapuh di gerimis senja
jauh hari sebelum ada luka
tlah kau buka pintu maaf
tlah kau serahkan ikhlas
sebening mata air surga
air mata tulus mengalir
membasah di bibir senja
aku bersujud dikakimu
bersimpuh mohon ampun
atas luka kubuat
atas dosa kulekat
maafkan
ibu
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.23 0 komentar