oleh : eko rahardhian
terkurung dilingkar gersang
melambai pada bayang raksasa semu
resapi sendiriku beku
bukan berarti tanpamu
atau tanpaNYA
ini soal rasa
hasrat bercerita
adalah kau permata itu
adalah kau harapanku
juga kau dimimpiku
aku bercakap dengan diri
tentang indahnya ini pagi
bahkan nestapa jiwa
selaksa penderitaan mu
kekasihku
doa ku untukmu
borneo,borneo
des 2010
doa buat kekasih
luap getir jiwa
jiwa melayang di mayapada
terbawa keinginan tak berarah
bergelayut pada mega berarak
hinggap diketiak bulan sabit
jauh memandangi samudera tak bertepi
sore ini
angin berhembus kencang
bawa getir
bawa amarah
bawa kepedihan
monumen,
borneo
Kamis, 16 Desember 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 20.46 0 komentar
penjamah
kehilangan bukan segala
hanya hampa sementara
diruang keterasingan diri
pada cakrawala tak bertepi
irama hidup aroma mati
noda merah dan amis darah
sisi gelap malam
suram
dalam kesendirian
rindu dimana,damai dimana
pun tiada air mata
kuhisap dalam-dalam sepi menyayat
kutiup jadikan warna warni pelangi
dan kaulah sang penjamah
bontang
10 okt 10
Minggu, 14 November 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 17.09 0 komentar
lukisan Pencipta
ocehmu kudengar sayup
raungmu kuhayati sepenuh hati
jeritmu apalagi
menyayat jiwa
jadikan serpihan kecil'
putih terhempas sisa
badai sore ini
bahagia cepat kau berlalu
tak sempat terlintas
beribu tangis hampa
lukisan Pencipta
menangis kami dalam hati
teriak lantang tak bersuara
bpp,nov 10
Minggu, 07 November 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 18.03 0 komentar
syair pembalak
menatap hijau belantara tak lebat
hembuskan aroma keserakahan
bukan seperti mimpiku selama ini
entah kemana saudaraku pergi
terusik bising raung mesin borneo
belantara tepian jalan
tak jauh kedalam gundul
tak jauh kedalam mandul
api ganas telah melahap
merayap dimalam yang gelap
menukar mimpi tak pernah terbeli
kamilah pembalak
kamilah pemusnah hrapan anak negeri
persetan generasi nanti
borneo okt 10
Selasa, 26 Oktober 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.12 0 komentar
gagak hitam
pekik gagak hitam buyarkan angan
ia berputar mengitar hijau pucuk pepohonan
lemah sayapnya berkibar
labil mengangkasa
tak kucium bangkai
tak kucium dendam
damai dimana
ia hanya derita
kami anak negeri
gagak hitam terus berputar
diangkasa nusantara raya
belum kucium bangkai
belum ada dendam
bontang okt 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.02 0 komentar
getir agustus
belum kudengar syair merdekamu
tak ada kibar merah putih dijalanan
hanya bising mesin deru debu
dan tangis penggusuran
explorasi exploitasi besar besaran
pudarkan semangat nasionalisme kita
kanan kiri derita
dihempas segala resah
oleh ketidak adilan yang rata
pada setiap kota semua desa
aku tertawa keras melebihi gelombang
kita hanya nurani berserak
berjalan tak berdaya
telanjang pasrah dihancur negeri tercinta
menangis disela tumpukan kayu jarahan
lapar diemperan tambang batubara
mengemis di simpang jalan minyak
didatar puncak bukit aku mengangkasa
arungi duka anak bangsa
merdeka
balikpapan
agustus 10
Senin, 09 Agustus 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.45 0 komentar
nomad
mengusung jiwa rapuh tertindih keruh
mengarung liku hidup terbelenggu
dirumpun kelam selaksa noda
aroma kebebasan tercium lepas sudah
nomad
dirindang belukar dinaungan senja
kadang di puncak-puncak bukit
atau dikelam malam
jul 10
bpn
Rabu, 28 Juli 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.22 0 komentar
--''--
disisi gelap malam kau menunggu
hembusan badai tak mau pergi
berputar-putar mengitari
kelam hitamnya hari
maka tersenyumlah
jika semua sia-sia
menangislah
lalu tertawa
dalam bahagia
yakinlah indah
pastinya indah
jul 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.07 0 komentar
doamu
doamu terangi penjuru langit
bening air matamu
penuhi ruang kosong cakrawala
getarkan nafas cinta
wahai jiwa setegar karang
aku menjauh dari pangkuan
disini dijalanmu'dalam doamu
merindukanmu
maafkan aku
ibu
jul 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.58 0 komentar
wajah wajah samar
silih berganti berlalu dihadapan
wajah-wajah samar dipekat kemewahan
melenguh menggeliat dipucat nafsu
sesaat lalu lenyap tertelan keheningan
lereng bukit ini masih saja sunyi
seperti saat kugambar beku dirimu
dalam hambar pelukku malam lalu
wajah-wajah silih berganti
memeluk imajiku
mencumbui lekuk indah bukit ini
lereng sepi
jul 10
bppn
Senin, 26 Juli 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.51 0 komentar
diam
diam berkali mengetuk hati
aku berpaling menjauh pergi
tak kubiarkan beku selimuti kalbu
dengannya telah kureguk
sebagian besar bahagia ini
kuukir hari kurangkai kata
jadikan seikat indah
jadikan bermakna
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.37 0 komentar
setelah mati
oleh : eko rahardhian
setelah mati nanti
adakah kau tertawa
menangis ataukah
gelisah dikehidupan sana
patut kudengar inginmu
acap kau ucap
pada anganmu yang termangu
belumkah terlintas
mati dihadapan
jul 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.05 0 komentar
pada beku
oleh : eko rahardhian
haruskah ku ungkap saja
semua beban rasa ini
meski perih pasti
dalam temaram
kita melangkah sembarang
wajah tengadah
pada pucuk pinus
pada secuil cahaya bulan
tak bisa kubagi
angkuhnya hati ini
rapuhnya jiwa
terbelenggu hidup
terobsesi mati
wahai cahaya
aku memuja
wahai angkuh jiwa
usaikah sudah?
beku bppn,borneo
jul 10
Senin, 19 Juli 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.07 0 komentar
bidadari
oleh : eko rahardhian
mungkin dalam sepi
rintihmu begitu berarti
luka telah terbalut
terpuaskan sudah
dihijau belantara kurebah
kuhimpun penat jiwa
tuangkan dalam kata
dalam canda
kutabur selaksa imaji
dibuaian bidadari sepi
terpuaskan sudah
segala hasrat
bpn jul 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.58 0 komentar
garis langit
oleh : eko rahardhian
garis tebal dilangit
membentuk lapis indah
goresan tiada tara
dikanvas cakrawala
perlahan memudar
ditelan gelap hari
seiring nafas kehidupan
berlalu berpacu irama hidup
enggan terhenti
jul 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.14 0 komentar
rapuh
oleh : eko rahardhian
serpihan jiwa terberai sudah
terbawa lembut angin malam
kepingan jiwa lenyap sudah
ditepis musnah seribu harapan
rindu
dendam
berkecamuk tak terkendali
pada langit hitam
pada malam kelam
tak sisakan indah kabar
tak jua segelintir harapan
aku menelusuk raga
pendam seribu kepedihan
ku ketuk ketuk setiap pintu hati terbuka
tak usai jua kutemukan
disela putus asa
disesak dahaga
bppn,jul 2010
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 02.37 0 komentar
sederhana
oleh : eko rahardhian
atau pada setiap indah kucinta
juga tiap luka kurindunya
pada janjimu demi waktu
tentang mimpi
tentang asa tak terucap
masa depan samar dikejauhan
indah saja harapanku
sederhana saja mauku
seperti bait bait terucap
sesederhana hari
siang malam
terang gelap
simpang atas
borneo bpn
07 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 02.19 0 komentar
tapak kaki telanjang
oleh : eko rahardhian
kutapak terjal tinggi
ikuti jejak kaki mungil telanjang
lebih jelas disini
laut tiga warna bermakna
diujung tertinggi
jejak kaki lenyap sudah
tinggalkan tanya
kuteriak lantang nada sumbang
kulambaikan kain putih penuh bercak
hingga terang meredup perlahan
tapak kaki kecil telanjang
kemana kamu pergi
aku mencari
aku menanti
taman bahagia jul 10
bppn
Minggu, 11 Juli 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.40 0 komentar
hitammu hitam
oleh : eko rahardhian
hangat tubuh ini
cukuplah kiranya
hangatkan beku tubuhmu
malam ini
ada gejolak didihkan darah
menepis sepi
kamu sepertiku
diam membatu
sudahlah biar kubilas luka
dalam hangat peluk nafasku
rindang dedaunan biar bersaksi
akulah malammu
akulah gelapmu
hitammu hitam
hitamku legam
bukit bahagia
borneo,july 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.28 0 komentar
permata jingga
oleh : eko rahardhian
demi keabadian gaib
kusingkap tabir suram
ribuan malam
dipuncak tertinggi nikmat semu
antara hidup matiku
lembar demi lembar tersia
sudah
hingga
jiwa demi jiwa terkorbankan
aku mengendap disela gelap
kuinjak-injak singgasana
kebanggaan para raja
demi secuil bahagia
selaksa derita kami
cecuguk bangsat berjanji
pada ibu pertiwi
padalangit
pada dewa dewa
pada emas permata
jingga
bukit permata jingga
borneo,july10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.14 0 komentar
ndukun
oleh : eko rahardhian
sun mata ajiku
semar mesem
yen ora mesem mendem
mat komit kamit
tang skakel paku dom bundel
kabeh njur tak kirimke
kanggo kowe kang durjono
mbalelo
ndang modaro
sun mata ajiku goyang jaran
cikar dokar sepeda pancal
yen ora modar berarti mancal
utowo sekarat kepancal jaran
duh duh duh
sukmo katut neroko nunut
ndukun
borneo jun 10
Selasa, 29 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.03 0 komentar
belantara
aroma belantara tercium harum
deru nafas penuh cinta
pada pucuk cemara melengus
irama cita kuharap bermakna
biru langit sebiru hatiku
cerah hari secerah anugerah
tegak kuberdiri dipucuk tertinggi
dibawah belantara'
diatas langit
awang-awang bahagia
angan masa depan
bercarut
penuhi
hati dan hari
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.33 0 komentar
laskar
oleh : eko rahardhian
wahai laskar
coba kau duduk dipinggiran
sekedar berbagi cuil kebahagiaan
jika kau bernurani memang
wahai laskar
kekar tubuhmu
tak sedap kupandang
imaji dendam meranah kalbu
wahai cinta
naungkan indahmu pada segenap laskar
agar luka tak membara
biar borok terganti sudah
tebar harummu pelita
bias sinarmu bahagia
wahai laskar
tenangkan jiwa kosongmu disini
dilingkaran cinta
terayun damai
kelak kau rindukan pasti
masa seperti ini
dibising peluru
didesah nafas
dideru rindu
laskar semesta
jun 10 '
Senin, 28 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.06 0 komentar
rindu damai
oleh : eko rahardhian
pasukan putih biru berbaris tak rapi
tegar menantang sombong sang matahari
bersenjata lengkap siap mengabdi
pada raja ratu juga permaisuri
pun pada seribu selir dan lonte
lantang komando tak jelas ditelinga
yang ada hanya teriakan dendam
jerit nafsu naluri berkuasa
semua menggema jelas di dinding-dinding langit
diterjal bukit angkasa raya
nusantara
rindu kudengar sejahtera
rindu kudengar makmur
kaya raya apalagi
bukan banci bukan pula benci
bukan perang saudara
kutunggu kabarmu esok hari
masihkah kau goyah
masihkah kau gundah
dipersimpangan ahir zaman
terminal damai
balikpapan
jun 2010
Minggu, 27 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.24 0 komentar
gerhana malam tadi
aku berdiri dipuncak bukit tertinggi
saat menkmati gerhana malam tadi
sampai tehanyut dibuai indahnya
seperti lukisan jiwa
alam semesta terpesona
seperti aku adanya
terpana walau dirundung luka
terpaku meski pilu
gerhana malam tadi
aku merindumu
semoga esok kulihat lagi
biar kucumbu indahmu
dalam sepi getir hariku
~prapatan~
balikpapan jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.14 0 komentar
menunggu malam
oleh : eko rahardhian
malam belumlah sempurna benar
berisik walet masih bergerombol depan sarang
rembulan keburu merindukan malam
bersolek depan kaca mematung
mengagumi diri
memuja raga
tak terbayang sudah
esok hancur termakan hari
bahkan sebentar lagi
lebur terpanggang matahari
malam belumlah sempurna benar
ketika warna warni hidup makin berbinar
malam lama kali kau datang
ucap mami dilacur hari
menunggu malam
borneo 10
Kamis, 24 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.43 0 komentar
dipusat gravitasi
oleh : eko rahardhian
lekuk angka lekat tak mau pergi
naluri berkuasa hinggap tak jua lenyap
mencoba memanipulasi imaji seperti nyata
aku berlari menjauh pergi
makin berlari kau makin membayangi
ahh
bilasaja kukantongi belantara ini
itu saja menghantui
kubenamkan segenap raga kedalam tanah
arungi sisi gelap bumi
tidakkah kau bayangkan
dalam sesak ruang
dibalik gelap luap tanah basah
di melemahnya gravitasi
aku masih menikmati
masih kulewati
indah cakrawala pagi ini
dalam hati terbesit
tak puas itu
tak jua lenyap
sebab
bumipun ternyata
tak kuasa menyerap
ujung borneo
jun 10
Rabu, 23 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.54 0 komentar
ironi
oleh : eko rahardhian
segerombol gagak berarak pulang
kelorong gelap kegelapan
usai sudah pesta pora ini hari
hanya bangkai yang tersaji
jika anugerah maka tersenyumlah
jika indah tetap bukan milik kita
gagak gagak jauh pergi
menembus batas waktu
bahakan batas tanah air tercinta
gagak disini saudaraku
memangsa daging anak anaknya
istri bahkan semua yang siap saji
ya betul katamu
gagak telah pergi
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.15 0 komentar
larut rahasia
oleh : eko rahardhian
dalam larut
bulan setengah lingkaran
meliuk seperti berayun pada awan
langit terbuka lebar
rahasia terkuak sudah
masa lalu masa depan
masa muda masa tua
mata air mata
bening sebening hatimu mungkin
sebab tanah tiada tertembus
hanya belati terhunus
polos
ndeso
norak
konak
malam larut
langit rahasia terbuka sudah
borneo,jun 10
Selasa, 22 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.01 0 komentar
rahasia hening alam
oleh : eko rahardhian
pagi buta
dalam sepi
pasir putih ramah menyapa
aku dalam kesendirian
nikmati ombak kuta reef
kicau burung sayup kudengar
kosong jiwa
dalam cengkeraman dewa-dewa
dalam hening
rahasia kehidupan
bercerita damai
berbagi bahagia
lulu sejenak
kurebahkan gelisah
dipasir putih
kuta reef,bali
jun 10
Jumat, 18 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.15 0 komentar
ksatria kecil
oleh : eko rahardhian
ubud pagi ini
indah memang meski
tak sempurna benar kau nikmati
hei kau ksatria kecilku
pada hijau selebar mata pandangi
kurasa tak indah benar pagi ini
sebab ubud letupan hati kami
pagi ini kau
sang ksatria kecil
berlari telanjang perut kerontang
berharap pada langit
pada hijau rimbun belukar kasih sayang
ksatria kau terpaku membatu
pada alamkah kau mengadu
atau pada tetes embun
tak bergeming kau punya bibir
entah itu sekedar umbar rasa
aku menengadah
pasrah
aku tak punya kuasa wahai ksatria
aku hanya sosok
menemani
mengayomi
melindungi
mungkin mengilhami
ubud bali,jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.57 0 komentar
badai langkah kaku
oleh : eko rahardhian
cepat berlalu cerita pilu
datang bawa gundah
mbok ya sesekali kau tak hampiri
meski sekejab mata
jasadku lemah
hasratku mati
sejenak biar pulas
tunggu kering bekas gores
walau tipis
meski tak bernanah
terpatri dalam kalbu
enggan menyapa langkahmu
sang bahagia
ditengah badai selalu
hujan mlm
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.47 0 komentar
menghitung pijar bintang II
oleh : eko rahardhian
dalam sepi
hembus nafasmu tak berarti
pun lenguh manjamu jauh
disini
telah puas kucumbui
terjal cadas batu
juga lebat pepohonan
hingga
panas ranggaskan sekitar
bakar hijau dedaunan
jadikannya layu
jika kami telah bercumbu
lemah tak bertumbu
tengadah telanjang pasrah
menghitung pijar bintang
baris nafsu belantara
borneo jun 10
Kamis, 17 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.02 0 komentar
menghitung pijar bintang
oleh : eko rahardhian
adalah purnama terhempas pasrah
menggeliat manja diputih kabut
berselimut dingin malam
menghitung pijar bintang
direntan waktu ribuan tahun cahaya
entah kekasih yang mana ditunggunya
sebentar lalu memejamkan mata
imajinya pada cumbu kekasih jauh
direngkuhnya tubuh telanjang
direbahkan perlahan
dipelukan birahi
borneo jun '10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.28 0 komentar
baju tipis tersingkap duka
oleh : eko rahardhian
perlahan semesta gelap
irama kematian kelam
mengiris iris ulu hati
sedanau air mata darah
mengalir deras basah
nyunyutkan baju tipismu
ditangismu
disedihmu
undang gairahku
sebab aku adalah duka
menggelepar di sudut keranda
aku adalah nafsu
datang diujung baju tipismu
maka
mari cumbu jasadku
jika kau tak mampu
tanggalkan saja lukamu
dipangkuan bisu
balikpapan,borneo
jun 10
Rabu, 16 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 03.23 0 komentar
rumpun bambu rindu
oleh : eko rahardhian
penatku langkah gontai
disudut hari lewati senja
benakku tertumpu
pada rimbun hijau daun bambu
bergelayut diterpa angin sore
gagak-gagak hitam berkoar
mesra berbagi rasa dipucuk pohon
ingatku akanmu
hasratku inginmu
mauku adamu
terasing sperti karang
atau kerang dihalaman
terpaku bisu
pada rumpun bambu
borneo.jun 11
miss ya
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 03.16 0 komentar
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 03.08 0 komentar
mata tua diujung jalan
oleh : eko rahardhian
langkahmu perlahan pasti
menyusuri dermaga tak terpakai
rambut putihmu tegak menantang
langit biru diangkasa raya
mata tuamu tajam menikmati sunset
sebentar berlalu
kau diam terpaku
cerita kalutmu ini hari
pada sampah terdampar dipinggiran
langit kemilau
sunsetperlahan berlalu
kau diharu biru
kutunggu kau esok
diujung sunset baru
lirih bisikmu
dengan mata terpejam
kau berlalu
diremang malam
dikelam kehidupan
jalanan
buat om ulik
untuk smangat
n advise
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 02.47 0 komentar
merangkai janji
oleh : eko rahardhian
tutur kata liar manja
masih saja kian menggoda
bias cahaya mata
pancaran indah jiwa
tunas cinta
bersemi sudah
melibas selaksa derita
esok
rangkaian janji indah
kita jalani pasti
selamat datang bahagia
dideras hujan
borneo jun 10
Selasa, 15 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.35 0 komentar
tanah memerah basah
oleh : eko rahardhian
aku berkaca
pada air mata
pada luka-luka
pada baris kata
kadang kilau mutiara
jernihkan biru rindu
merahkan rona muka
meski luka gerogoti jiwa
meski nanar meratap
masih kuberkaca
masih kuberkata
pada air
pada bara
pada angin
pada tanah memerah basah
lap.poni
borneo jun '10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.27 0 komentar
hujan pagi ini
oleh : eko rahardhian
hujan pagi beri harapan pasti
kering meradang terairi sudah
langit menghitam pekat
tak berarti apa
sebab noda telah terhapus
lebat masih mengguyur
noda kian luntur
borneo,jun'10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.14 0 komentar
gelisah
oleh : eko rahardhian
Seperti malam kemarin malam ini penuh kegelisahan
dihimpit rasa rindu dendam dan haru berahir di ujung malam ini
kute may10
Senin, 14 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.36 0 komentar
aids
oleh : eko rahardhian
lirih bibir indahmu berucap
penuh hasrat penuh nafsu
nyata semua hidup matimu
tervonis kini
usai sudah mimpi
usai sudah harapan
sebab aku telah mati
saat kau ucap dendam
kau bisikkan kematian
keras melebihi gemuruh halilintar
pekakkan otak dan skujur tubuh
ya semua telah usai
matilah aku
aku telah mati
berucap tak berarti
berfikir tanpa guna
usaaaaiiiiiiii
tammmmaaaaaaaat
kau matikan semua tentangku
tentang cinta(aids)
borneo's nightmare'10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.10 0 komentar
berlindung di hutan gundul
oleh eko rahardhian
digemuruh langit kau bertahan
mengangkasa bagai bintang
seakan tiada pernah pudar
pijar cahaya meski temaram
dibatang lemah kubersandar
pada kelam malam
pada kilau cahaya bintang
pada apa saja yang kuharap
sayang lelapkah kau malam ini
dihamparan lahan tergunduli sudah
puncak hijau,borneo
jun '10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.57 0 komentar
istana semesta jiwa
oleh : eko rahardhian
dalam luka kita tertawa
dalam bahagia kita menangis
pada kealpaan jiwa
kusinggahi istanamu
bertaman lautan biroe
hamparan permadani
berkilau di mendung senja
sobat
kau masih bersahaja
sobat
kau masih berkuasa
atasmu langit angkasa jiwa
atasmu langit semesta jiwa
diteras sahabat
borneo jun'10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.50 0 komentar
luka yang sirna
oleh : eko rahardhian
tetes hujan nada sumbang
berlindung dipinang tak rindang
segelintir daun menguning
terurai bisu musim
basah sekujur tubuh
goresan luka bernanah
daging terbakar
sampah membusuk
untaian permata duka
ah
ceritakan padaku
tentang borok dikemaluanmu
atau bisul diketiakmu
bahkan telanjanglah dihadapku
sebab kita hanya luka
sebentar juga sirna
lap.poni borneo
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.24 0 komentar
perjuangan sahabat
oleh : eko rahardhian
pahit getir hidupmu kutuang
dalam bait yang belum pasti bermakna
sobat
dalam cahaya sinar mata pasrah
seakan kau bercerita
tentang suatu mungkin berharga
dan gerak bibir setengah terbuka
tak kuasa kucerna
detik demi detik anugrah
kosong dijiwa hampa dihati
tenang tenanglah semangatmu kukenang
perjuanganmu kulanjutkan
irama lagumu putus kumainkan
disimpang jalan ini kurenungkan
segala yang pernah kita lakukan
kmpg baru,bppn
jun 10
Minggu, 13 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.07 0 komentar
kelam jiwa
oleh : eko rahardhian
pagi cerah
tak secuil awan hitam bergelayut
hanya kokoh karang
debur ombak dan angin baluriku
memadu hasrat diterjal karang
memendam dendam dikelam jiwa
terasing
mengasingkan diri
usir mimpi
usap perih
hapus luka
tukung,borneo
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.49 0 komentar
harapan diterik siang
oleh eko rahardhian
hasrat mencumbumu wahai lautan
dan geleparmu kerapu malang
bercumbu telanjang dipuncak karang
disisi roh dan jiwa gentayangan
matahari kian tinggi
ombak masih cumbui jasad telanjangku
semayang,borneo
jun 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.43 0 komentar
nurani
oleh : eko rahardhian
tersisa sedikit dihati
diterpa badai kelam hidup
teriris getir nestapa
dibungkam derita
nurani
tak kunjung penuhi isi hati
ditelan pasang gelombang
dihempas angin malam
sayang
hanya perih menemani
kurangkai jadikan sekerat daging merah
sebentar pecah lagi
nurani
kau kah itu yang mati
kebon sayur,borneo
jun 10
Sabtu, 12 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.52 0 komentar
sore di tepian mentari
oleh : eko rahardhian
batu batu karang berserak indah
hijau pepohonan balut terjal
bukit depan mata
disenggama alam seribu pulau
kapal berlalu sisakan gelombang
masih terpaku pada terjal karang
bersandar dicadas bebatuan
menanti langit beri jawaban
apa yang terjadi hari ini
sebentar lagi kan berganti
seiring mentari menepi
tukung,borneo 0610
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.15 0 komentar
direntan waktu
oleh : eko rahardhian
Rentan waktu cepat berlalu
Diruang rindu menghimpit sesakkan palung jiwa
Bergema disudut sudut gelap dunia
Tak kau dengarkah tetes embun bercerita
Tentang indah cahaya sunrise
Berlindung ditetes embun pagi
Berkaca elokkah kau adanya
Bahwa mimpi tak lagi berarti
Atau malam penuh harap
Akan hadirku malam ini
Jutaan tanya coba kau jawab
selaksa doa kau ucap lirih
Penuh harap
kebon sayur,borneo
juni '10
Jumat, 11 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 23.03 0 komentar
irama cinta
oleh :eko rahardhian
sebab riak air
tak lagi bisikkan mesra
hanya ungkap nelangsa
lara juga
tebing-tebing cadaspun
tak lagi gemakan irama cinta
berganti raung kesakitan
lalu
aku harus bercerita pada siapa
bermesra pada apa
bppn,borneo
jun 10
Kamis, 10 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.55 0 komentar
sanur circle
oleh : eko rahardhian
remang cahaya kian memudar
ditepi kerinduan
memandang gadis sebatas mata
tanpa nafsu tak berhasrat
sebab
rindu ini hanya padamu
saat ini
inginku dipelukmu
mei 20- 2010
Rabu, 09 Juni 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.34 0 komentar
ditepian kute
oleh : eko rahardhian
telah kubunuh semua dendam
telah kubakar dengki di diri
dalam dangkal tepi kute
pada putih pasir dan gemuruh mesin
dirimbun daun tepian pantai kute
kute bali mei 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 21.33 0 komentar
kabut
oleh : eko rahardhian
pantas kudapati indah kuncup cinta ditiapsudut ruang hati
kini terkontaminasi biru imaji diputihnya mega atasmu langit
kau berjanji entah untuk siapa
bahkan dirimukah sendiri
tak secuil mendung kudapati
tapi dihati tebalnya menutupi
sensation bar,kute
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 12.38 0 komentar
mendung kabut hitam
oleh : eko rahardhian
langit mendung
sebentar hujan menyirami taman kota
mendung terus selimuti
putih kabut bergeming terbuai sang angin
langit mendung
hitam nanar kian membaluri
segenap jiwa raga luruh dicengkeraman
borneo pagi ini
hei anak adam itukah kau tergeletak melingkar
isayarat derita sepanjang hidup
mendaki kian terjal
merangkak tebing kerinduan
gelap masih diluar sana
kau liar berteman lara
kau anak adam
terhimpit dendam
hahahaaahaha
lihat aku tertawa
hahahahahahaa
lukamu kian menganga
borneo,100610
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.40 0 komentar
dirinai
hujan tak kunjung berhenti
mungkin sampai pagi aku bernyanyi
parausesak di telinga
menunggu reda menunggu pagi
pada langit berharap
dihitam awan kegelapan
berpijak mungkin tak lagi berarti
atau bahkan seperti mati
hingga memutih awan hitam
sanur bali mei 10
Jumat, 28 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.07 0 komentar
tepian kute
oleh : eko rahardhian
telah kubunuh semua dendam
telah kubakar dengki di diri
dalam dangkal tepi kute
pada putih pasir dan gemuruh mesin
dirimbun daun tepian pantai kute
kute bali mei 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.06 0 komentar
sanur
oleh : eko rahardhian
remang cahaya kian memudar
ditepi kerinduan
memandang gadis sebatas mata
tanpa nafsu tak berhasrat
sebab
rindu ini hanya padamu
saat ini
inginku dipelukmu
mei 20- 2010
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.05 0 komentar
direnung perjalanan
oleh : eko rahardhian
direnung malam tadi
banyak jala teruntai
luapan bahagia nada cinta
terangkai dibait perjalanan
panjang tak terhenti
meski olehmu nduk
atau rengek manjamu
bahkan hangat pelukmu
dipelataran kami bercumbu
terhempas alur berbagi
mutiara tak terbatas
langit coba kau cerita
walau sebuah rahasia
banyuwangi,genteng mei 10
Rabu, 19 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 23.59 0 komentar
ranu lembongan
oleh : eko rahardhian
dalam kabut
terkepung derita hidup
telanjang atasmu bebatuan
terhempas riak ranu lembongan
ribuan vespa meraung iramakan derita
jutaan kami tenggelam
di hingar suasana
klakah banjir sore ini
ralembaves mei 10
Selasa, 18 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 19.53 0 komentar
nurani
oleh : eko rahardhian
lumpur dan debu masih melekat erat
melebur jadi sel sel darah dan otakku
dalam beku melangkah
dibutiran bisu batu es
telanjang dada telanjang kaki
jejaki terjal batu bukit ini
kaku membiru wajah
diterpa badai dihembus angin
dan keindahan itu
semesta angkasa
perlahan
sirna
tertelan kabut kegetiran
nurani
tlah lama mati
melati 140510
Jumat, 14 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.56 0 komentar
terasing
pelajaran diri
dalam keterasingan
Kamis, 13 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 20.55 0 komentar
air
datang menyapa sapu yang ada
tak kau berirama pun bertanda
hmmm sekejap mata
enggan kusela
kilat bercampur gelap
genangan sebatas leher
air mata kesedihan tiada tara
kau hanya wanita biasa
malam gelap
kau smakin lelap
dalamgenangair
100510
Rabu, 12 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.58 0 komentar
simpang dgen
oleh : eko rahardhian
tomy sahabatku
dimana lantang serak suaramu
kemana congkak candamu
disimpang dagen dulu
telah usaikah jalan cerita
dilorong malioboro sepi tengah malam
suar getir jiwa
tangis luap cerita kita
tomy bangsat
kemana kau sembunyi
disimpang dagen kunanti
dideru mimpi
n dagen,malioboro 2007
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 03.56 0 komentar
jalang
sayang,aku adalah senja setia saat
tinggalkan jasadmu indah tiada tara
sayang,kutanngalkan sebagian besar potongan hati ini
kusimpan dikotak perhiasanmu tak terisa
sayang..aku adalah mimpi
singgah dipelataran benakmu
sekejap dipelukan
sayang,...aku adalah jalang
tak kan mampu kau jinakkan
biar kedamaian itu datang
hampiriku ditiap benam matahari
akulah senja
basuh pucatmu dimakan derita
jalang
Sabtu, 08 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.44 0 komentar
gigolo
malam ini kau sebut aku gigolo
setelah kau buka sendiri semua yang kau pakai
sebentar kau panggil bajingan pasti
setelah puas kau kucumbui
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.42 0 komentar
simpang jalan raya
aku adalah pelacur
menukar diri dengan kesenangan
persetan norma peduli nilai
aku adalah pelacur
menjual diri dengan mimpi-mimpi
lalu kau mau apa
kuasakah kau atas dirimu sendiri
adakah kau rasa bisul ditelinga
simpang jlnn
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 04.36 0 komentar
fajar dahaga
belum pernah penyesalan
lantunkan bait putus asa
juga noda kealpaan
terhapus begitu saja
dalam perih
hitam mengoyak tenang jiwa
putih tak lagi bermakna
sekedar warna
tak berjiwa
malam lesap
buai lembut kian pudar
terhapus cahaya fajar
wahai tenang jiwa
hapuslah dahaga
- 1000puisi -
Kamis, 06 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 13.19 0 komentar
gelombang
malam tergesa
hasrat terangkai
naluri bermanja
ia datang telanjang
hampiri pucuk gelombang
ciumi lekuk indah riaknya
dihempas mesra canda
terkulai lemah diperdaya
jengah lesu gerangan dirimu
rona raut tertutup sempurna
engkau sang gelombang
kekasih setia
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 11.35 0 komentar
menjelang pagi
malam semakin pagi
terobsesi pada masa
terbatas dan serba tiada
usai sudah lara
manja depan mata
nurani bertutur
indah mesra ditelinga
tentang future
tentang bahagia
tentang indah kata
tentang canda
lingkar sahabat10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.23 0 komentar
dirinai senja
oleh : eko rahardhian
tak sepatah terucap
tajam lidah tersekat kelu
dipelarian jiwa
dikelam remangnya senja
lembut rintik seka wajahmu
bersinar tersiram purnama
kau usap perlahan
basah dibibir
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.55 0 komentar
taman terali besi
terdiam bisu di sudut sepi
ungkap sebuah tabir senja
belum luluh dihitam nuansa
tergolek pasrah ditikam norma
pikirnya mengangkasa jingga
merangkai ditaman langit
meski sederhana
berpegang terali
terpenjara
sementara
ia ada ditaman semesta
tak terbayang indah
taman terali besi
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.51 0 komentar
aborsi
pelarian jiwa
pemberontakan diri
perlawanan tanpa arti
pembunuhan anak sendiri
kehilangan harga diri
kegetiran nurani
kemuliaan tersia-sia
kecelakaan
picik,licik...bangsat
untuk sahabat
Rabu, 05 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.30 0 komentar
dibawah beringin
oleh : eko rahardhian
hasrat mencumbui kepolosanmu
diruang gelap kealpaan petaka
pasrah kaujilati datar kau nikmati
kebas sudah senggama diraya
ditapak kaki patah hilang langkah
tertumpu poros nurani suci entah
serak mani kau basuh bercampur peluh
tiada lagi sudah balut khilaf
kau perawan aku tak perlu tahu
ungkapkan saja pada kokoh batu
atau rindang pohon beringin
tempat segala jin bercermin
bumi ayoe
Selasa, 04 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 13.41 0 komentar
psychics girl
Lalu simpan tabir mimpi
Mengoyak hari indah bersahajamu
Jejalkan pada rumpun-rumpun bambu
pada batas kaki langit rindu
sky was blue as your smile
so sweet as your kisses
nightmare just gone
away to another spaces
just wonder who you are
stand on the loneliness
livin in dreams
but its true
its you
just4reminds ya
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 13.36 0 komentar
sajak buatmu
oleh : eko rahardhian
Malam kurasa berhenti berputar
Sinar masih binar di bola matamu
Isyaratkan sesuatu
Dalam suram lampu LCD
Masih kupandangi
Sampai saat kutulis bait ini
Bilakah kau datang,hampiri sepi
Merajut mimpi
Membuai asa
dalam perih
dalam suram
Senin, 03 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 12.01 0 komentar
wahai maya
oleh : eko rahardhian
enja berguman mesra cumbui bukit
Bisikkan kata indah tak kucerna benar
Wajahmu di dinding-dinding terjal
Sayup perlahan menghilang ditelan kegelapan
Derap gelisah penggarap ladang
Ocehkan dongeng pandawa lima
Atau sekedar ceritakan anak istri didapur
Siapkan walau segelas bahagia
ooo kegelapan kenapa kau datang
Cumbui senja yang nanar
ooo maya tidakkah kau lupa
indah mu kucumbui semalam
atasmu bukit
atas mu bukit
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 11.26 0 komentar
jelata
oleh : eko rahardhian
kepada bangsa
yang tidak pernah merdeka
kepada tanah basah memerah
selalu terjajah
Tak kuragu indah mu pertiwi
Surga dibelahan bumi
Diratap perih anak bangsa
Ditangis kelu rakyat jelata
Ini lagooi milik siapa
Untaian mutiara terpenjara
Di hamparan keindahan tiada tara
Anak bangsa,nikmatilah sisa-sisa
Milik kami,jawabmu anak tempatan
Aset bangsa,jawab penguasa
Milikku juga?aku bertanya
Aku tertawa keras melebihi gelombang
Bukan padamu aku bercerita,
Tak pula kau wahai penguasa
Yang tak punya kuasa apa
jelata,riau lukisan
Minggu, 02 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 02.43 0 komentar
Label: jelata
fajar disemesta langit
oleh : eko rahardhian
Genderang pagi bergema di masjid depan rumah
Undang mahluk semesta bersujud
Irama kehidupan nyata dijalanan
Kunikmati pagi dalam nanar
Sosok fajar gambaran semesta
Kilau sahaja beribu makna
Ukir langit indah pagi ini
Lukisan tiada tara
Dibukit barisan ini aku berdiri
Atas mu segala misteri
Dikokoh puncak mayamu
Direntang ceritamu
lukisan pagi
Sabtu, 01 Mei 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 16.21 0 komentar
mbatin
oleh : eko rahardhian
Ijo sauntoro katon kang sumringah
Suwene sak lencer loro
Blas ora kelingan,ra di tlikuri
Opo pancen ngono kuwi
Dasar menungso,ora nrimo
La yen ra gelem rekoso
Ojo mekso
Ojo ndeso
Kae delengen mburi umah
Sing nggarai awake dumeh
Buwangen kabeh
Kowe ra sah muleh
rantau jess
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 15.58 0 komentar
ragu
oleh : eko rahardhian
Berbaring lemah tanpa angkuh
Diatas bulat aku berdiri
Teriakkan kebodohanku sendiri
Seorang teman bicara,aku mendengar
Bila guruku berkata tetap kudengar
Ketika mereka bilang kita telah mati
Aku tak segera beranjak pergi
Haruskah ku iyakan saja
Haruskah kudiamkan saja
Sementara,semua belum pasti
Semua tak hakiki
bumiayu 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.23 0 komentar
Label: ragu
buruh
oleh : eko rahardhian
Larut dalam remang lembah asri
Inspirasikan warna indah penjuru langit
Kuterawang indah bintang
Pada mutiara kata "buruh"
Gejolak derita anak bangsa
Dirumpun tanah yang berbeda
Dipalang segitiga tak bertanda
Dipilar coklat kehitaman tanpa warna
Dihimpit gelisah terpinggirkan sudah
Uraian kehidupan beribu jalan
Maaf,tapi kami bukan pengguran
Terduduk buruk ditrotoar jalanan
Kamilah para pekerja
Pejuang bersahaja
Jumat, 30 April 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.53 0 komentar
pada bara
oleh : eko rahardhian
Bila masih panjang masa
Kurajut dalam lingkar kesendirian
Dirintik hujan dan desah malam
Termanja mesra berteman mayapada
Kuhisap madu semesta raya
Jadikan kerajaan berbudak suku
Kurangkai dalam selaksa kuasa
Tumbal hegemoni bangsa
Wahai rakyat yang pasti jelata
Rebahkan tubuh pasrahmu dijalan-jalan raya
Jadilah alas pijak kaki penguasa
Leburkan dalam patriotime dan nasionalismu
Lebarkan senyummu pada ragam corak warna
Seragam apapun jelmaan sang raja
Hingga kau tersungkur tak lagi berdaya
Terbelunggu beban terbelenggu hidup
Hingga suatu saat beban tak lagi terangkat
Mimpipun mahal terbeli
KIta semua mati dalam cengkeram
Pada bara api,pada apa saja
bumiayu
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.29 0 komentar
Label: pada bara
guyon bab asu
oleh : eko rahardhian
Ndeleng srengenge wis koyok ra katon leser
Amarga ketutup roso kang njalari rekoso
Nadjan sauntoro nanging ra bakal nrimo
Titik akeh iku mung cubo
Crito opo wae kang pingin diunekke
Mulo aku ngenteni nganti wis wengi
Dudu mung nyawangi wulan ing awang-awang
Dudu mung cangkruk ngarepe lawang
Asu,raimu koyok asu
wedus,koe ora tau adus
Ojo nesu,mundak koyok asu
Ojo nesu,kono ndang turu
canda menjelang tidur
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 06.09 0 komentar
Label: guyon
senandung bisu
oleh : eko rahardhian
Dalam setia pernahkah kau bertanya
Dalam sendiri adakah kau tergoda
Berselimut dingin menusuk pori
Bercengkama dalam hati,sendiri
Renungkan secuil setia,balutkan didinding jiwa
Dan kau panjat kokoh tonggak kebekuan
Mencoba robohkan semua adanya
Naluri bersendawa,mengobarkan asa jiwa
Sinar purnama adakah kau luka
Kabut malam mungkinkah kau singgah
Dipenantian tak berujung
Dikebisuan tak pasti
lonely
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 05.13 0 komentar
Label: senandung bisu
lara diujung hari
oleh : eko rahardhian
Geliat nafsu meranah kalbu
Rona bahagia terpersit isyaratkan sesuatu
Amarah terhapus luap genderang waktu
Berkoar kelam dipenghujung belenggu
Putaran roda tak jua terhenti dekatku,hampiri
Bagai gelombang menerjang tak terelak
Kalut mengolok menyayat jiwa
Besarkan luka-luka kalbu
Malam diujung waktu
Malam masih terbelenggu
Pagi temaram di bilas embun
Pagi hampiri resah diujung malam
Berjuta bintang tlah pergi,jemput luka hati
Berseri pagi sambut hari,kaburkan lara
lara diujung hari.
Kamis, 29 April 2010 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 13.23 0 komentar
nasehat buat azka
oleh eko rahardhian
Azka anakku,dengar baik-baik cerita ini
kamu bukan siapa-siapa dan kamu adalah pengembara
berjalan diterik hari,mengabdi pada suatu negeri
dijalan masih samar tak secuil penerangan
Azka anakku,kamu adalah ksatria
bermata dan berhati baja,tikam sgala kebuasan
berhati dan berjiwa,korbankan semua yang kau punya
termasuk jiwa dan raga,hanya kepadaNya
Terangi jalanmu dengan doa ibu
Sebab tak secuilpun penyesalan lekat dijiwa
Harumkan namamu dengan karya
Doa kami sepanjang masa,dijalanmu
Bila pagi datang,coba kau tengok di sekitar
Adakah orang lain disitu yang lapar
Bila gelap malam datang
Tuntun ibumu tercinta masuk kedalam
azka anakku, Junjung tingi-tinggi bendera cinta
kibarkan di puncak-puncak tertinggi impianmu
gantungkan di tembok-tembok abadi sang pencipta
doa kami sepanjang masa,dijalanmu
azka sultan r,dalam cerita
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 11.35 0 komentar
Label: nasehat buat azka
Bukit Cermin
Oleh Eko Rahardhian
Berselimut kebekuan hati aku berdiri
Bermandi peluh menyusur setapak
Terimajinasi arti belum pasti
Dibukit cemin sgala yang terjadi
Bangsaaaat
Kudengar suara maki,disela desau angin menerpa pepohonan
Sebentar makian lagi,kudengar beberapa kali
Berlutut dibawah biru langit diterpa terik
jancuuuuuk
Mata tertutup jemari basah peluh sekujur tubuh
antara nyata lantang teriakku
sudaaaaaaah,tak terdengar
ampuuuuun,mulut terpatri
Disini aku berdiri,dipuncak cermin dosa-dosa
Dihembus kekosongan asa
Dibawah cengkeraman masa lalu
Bukit cermin,cermin doa dan dosa
cermin ats bkit,,kepri09
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 11.00 0 komentar
Cerita Sahabat
Oleh Eko Rahardhian
Tergelak di pekat malam,di sela kebisuan jiwa
Berhambur kilau cahaya gemerlap smakin pekat
Bising tak berarti,kosong bergumul hati yang mati
Semua tertawa,seakan tanpa luka,
Malam smakin berwarna terang,irama pesta
Malam taburkan cahaya, melebihi terik siang hari
Pesta belum usai saat sang waktu terhenti sjenak
Sang petaka hamburkan peluru tanpa henti
Tanpa toleransi,tak perlu opini atau basa basi
Sahabat tergelak di terjang panas sbongkah petaka
Tepat di sela gundah irama
Diruang tanpa batas
Sahabat mati teiring nada
Bahkan doa-doa mungkin
Hanya luka dan air mata tertinggal
Tanpa kata mungkinkah bermakna?
kosonk,april suci 10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 11.00 0 komentar
Label: Sahabat
Mimpi Dirindang Bakau
Oleh Eko Rahardhian
Kepal jemari sisakan perih
Tebal amarah tersisa gundah
Bersandar tak sempat berucap
Lemah tertumpu terduduk lesu
Dilangit tanpa tepi
Diruang tanpa sudut
Menerawang jauh kedepan
Keatas sgala asa bersemayam
Kembali dihantui gelisah
Terpenjara lidah halilintar
Diujung bumi terpatri
Tempat jiwa jiwa terpendam abadi
Wahai gelap akankah kau datang lagi
Atau kau malam sekedar menghampiri
Kami bermimpi
Indah hari tanpa perih
Tanpa pekik lapar siang hari
Atau ...resah disimpang lampu merah
Masih bersandar aku kawan
Di renta bakau siang ini
Di belai lembut pasir pantai
Tanpa tangis,tanpa perih......
entah kau disana
teluk gelisah,10
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.58 0 komentar
Bahagia Begitu Dekat
Oleh Eko Rahardhian
Dunia beranjak menjauh,sahabat satu persatu pergi,makananpun enggan
tertelan,mungkinkah sampai mati.puluhan mili liter darah tecemar,butakan mata hati dan
otak,sekujur tubuhku membiru,melebihi langit biru diatas semeru.
Pagi dingin tanganku beku sedingin tengger semusim lalu,
malam tak kuperhatikan entah
berapa ratus mlmaku tenggelm,terbatas tembok kontrakkan pengap.
Hingga... bgitu
dekat maut menyapa,semua sahabat tiada kembali ,aku melompat ribuan tombak
berlari ribuan tahun cahaya,menghindari imajinasi.
Kuatkan hati berdiri,diatas satu
kaki,,,dalam cengkraman mimpi-mimpi
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.57 0 komentar
Hampa
Oleh Eko Rahardhian
apakah kaurasa sama
hampa sepi hidupmu
sendiri jalani kesendirian
tanpa cinta
apa ini yang terbaik
cinta dalam angan2
tak semudah itu
lewati palsu imaji
kemana kau pergi
kekasih sandaran hati
beranjak jauh dariku
kepadamu pasti aku kembali
jahat narkoba jerat kita
tipis harapan tuk kembali
jalani indah hari
penuh cinta,tak lagi sepi
"kacau 130905
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.55 0 komentar
Label: hampa
dilingkar cinta dan dunia
Oleh Eko Rahardhian
Melangkah gundah di remang petang,hampiri keheningan
Nurani berjanji,berbisik harapan di balik kemilau senja
Kuhampiri jejak langkah-langkah penguasa langit
Tak tertinggal pun setapak dua di pelataran semesta
Cahaya,kusaksikan kau memudar,basuh luka
Gemuruh,kubiarkan kau leluasa, benamkan bahagia
Berlari jutaan tahun cahaya,genangan air mata,mata air kehidupan
Berputar tanpa arah,di ombang ambing cinta dan dunia
Di reruntuhan langit kau bersemayam
Tempat segala setan,jin dan berjuta hampa jiwa
Dunia,kulihat kau menua,kian luka
Matahari,kau bukan lagi pusat tata surya
Dikaki langit masih kugantung harapan
Dibias kemilau ku simpan lantak luka
biar mega berarak,kuciumi matahari
Walau terik disiang hari,kujilati lidah matahari
putar2x cakrwla
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.54 0 komentar
Terapi Matahari 1
Ribuan malam berganti,terjatuh tak lgi ada harapan
Cinta hanya omong kosong,sebab nurani tlah mati
Sahabat pergi tak ada kulihat kembali
Kebekuan abadi,kehidupan setelah mati
Selamat jalan biroe
Selamat tinggal indah semesta
Hanya satu sugesti,tak bisa tidak
Pada siapa aku harus memaki?
Kita hanya korban,sahabatku,inikah revolusi?
BUkan hanya KAU,tak lama lgi ku
Jika benar kita cuma tumbal,untuk apa,bahkan untuk siapa?
Pernahkah kau dengar sahabat?terlintaskah dibenak meski semu...
Bahwa sebenarnya kitalah "lost generation" itu
Ya...kita semua yang telah mati tak bernurani
fuck tha fuckin drugs.......fuck tha fuckin 'dalank'
( untuk jutaan sahabat yg mati,tak ter expose)
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.52 0 komentar
Terapi Matahari 2
Oleh Eko Rahardhian
Hitam kian pekat,sehitam benak dan sugesti jiwa
Aku melayang tak tentu arah,terombang-ambing imaji
Berjalan terseok menyusur ujung bumi,tak jua kuhampiri
Sahabat,mungkinkah kita kembali
Hingga aku tak mampu berbuat apa
Hingga kurebah dibelai sudah
Wahai matahari
Tidakkah kau lihat?disana..awan putih payungi mereka para nelayan
Atau kau biarkanku mati dalam kehausan?sebab
Akulah nurani yang mati,jiwa yang pasrah
Biru langit semakin cerah,aroma harapan
Biru laut sisakan tanya,hidupkan jiwa yang mati
Tertebus sudah jiwa di lantang teriak dendam
Dijilat lembut lidah matahari , menahan sakit tiada terkira
Bagai terpisah tubuh teriris sembilu,oleh belai lembut pasir putih dan hangat gelombang
Maafkan aku sahabat,kita hanya tumbal,ambisi dan rakus penguasa
Di trawangan aku menyepi
Ditrawangan aku sendiri,
Disana aku terobati
Olehmu sang matahari
30hari di trawangan
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.51 0 komentar
Benih Perih
oleh Eko Rahardhian
Satu anak terlahir
disini,diantara api
Tersembunyi dibalik tanah
Entah sekarang belum kutemui
Lalu aku pergi
Menembus lorong hampa waktu
Menanti entah kembali
Terhempas ganas hidup
Mungkin setia ta ada arti
Bersemayam diantara jurang kebekuan
Keindahan dalam sendiri
Mengantar cepat malam berlalu
Direntang berlumur noda
Dibias cahaya kabur senja
Tergilas gejolak jiwa tergelak
Mari teruskan mimpi
050905
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.50 0 komentar
Lembah Purnama
Oleh Eko Rahardhian
Dilembah purnama aku terpuruk
Bergelayut mesra pada mega
Menikmati cakrawala tiada tara
Melantunkan bait putus asa
Adakah kau nikmati indah lembah ini pun
Sesekali meski hanya fullmoon
Ruang tanpa batas konstruksi jauh sebelum masehi
Tempat bersemayam sgala keabadian hakiki
Dilembah ini pernah kubercerita
pada hening waktu dan terang purnama
Tentang suramnya kegelapan atau
Meski cuma berbagi mimpi
Berharap pada langit
Pada indah kemilau
Pada cahaya purnama
PadaMu
lembah purnama,TPI,kepri
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.49 0 komentar
cerita ayumi
Oleh Eko Rahardhian
Kulihat senyum pahit disela kesakitanmu sobat
Hati teriris tak terkira sperti nyata kurasa
Maut sejengkal lagi depan mata
Mampukah kau bertahan,mampukah kau melawan
Butiran peluh deras bagai embun pagi basahi wajah
Sekujur tubuh legam bagai karat besi tua
Layu bibirmu ungkapkan sesuatupun tak kuasa kuartikan
Sebentar lagi mati,ucapmu menambah perih
Jangan dulu malaikat,ucapku izrail hanya tersenyum,kecut
Kutatapi wajah layu tanpa nafsu,seakan tlah tahu sesuatu
Bayi dipangkuan bapaknya menjerit keras,iramakan kematian
Innalillahi...
hari ini lima tahun yang lalu sahabat
jelas sudah jalan keabadianmu
apa kabar anakmu,sahabatku
yang dengannya telah kau tukar nyawamu?
kau korbankan kehidupanmu
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.47 0 komentar
Label: ayumi
sajak paranoid
oleh Eko Rahardhian
Bisa ku rasa hatimu yang mati
Tertimbun diantara tumpukan rongsokan tak berarti
Tersusun tak rapi dipelataran rumah atasmu laut
Di ujung segala ujung tak bertepi
Terperangkap di kebutaan semesta
Hidup diantara suku tak beradab
Terpenjara antara jurang tiada
Lupakan ketiadaan sesungguhnya
Dimana mekar bunga kematian berada kau ada
Pada kotoran domba dan camar berpaling muka
Persetan nilai dan aturan semesta
Kuhanya mahluk paling teruk,ucapmu
Wahai pusara bisu aku mengadu
Pada nisan cinta aku berucap
Kaukah sumber petaka adanya
Diketakutan ini aku bertanya
Ucapmu bisu tak kupahami
Lagumu khayal tak kumengerti
Jawabmu fana tanpa kutahu nyata
Sampai ku berlari ke lautan jingga
bertanya pada gemuruh gelombang pasti
disimpang kegersangan nurani terpatri
pada tanya dipagi buta
pada nadi yang nyaris terhenti
paranoid 0109092092i
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.45 0 komentar
Label: paranoid