lepas itu belenggu (satu)

oleh : erahardhian


belenggu sepertinya melemah perlahan
tertekan gairah hidup semangat bertahan
meninggalkan bekas luka abadi
meninggalkan sebongkah kenangan

pagi ini kawan bersama mentari aku beriring
menepis keraguan
menyongsong kemerdekaan
seutuhnya

first day
bpn juni 11

syair kebebasan

oleh : erahardhian


adakah kau lihat tepat dibelakang matahari
segala energi terhimpun rapi
siap menepis gejolak pun mimpi mimpi
terpanggang panas gelombang

nyanyian jiwa sejenak berhenti
tersapu gemuruh gelombang sekejap hilang
perlahan pasti ia bangkit lagi
seiring kecewa tak terpuaskan

bernyanyilah lepas sesuka hati
tertawalah keras melebihi gemuruh
sebelum genderang iramakan perang
disela sunset ia bertandang

irama penderitaan irama kami
suara suara menentang adalah kami

syair pembebasan
borneo mei 11

merah putih setengah tiang

oleh : erahardhian

Akar segala masalah adalah hidup itu sendiri
memaksakan diri dalam segala keterbatasan
menghancurkan makna dan arti
kesampingkan nilai bahkan budaya

jiwa jiwa terkorbankan sudah
melahirkan sebuah kebanggaan
mati tersia mati tanpa arti
bernisan bangga

kita telah merdeka aku rasa belum
itu kan mimpi kita selama ini
terbuai kata dan janji
itu sudah pasti

lemah tanpa daya
berteriak keras beringas
marah pada langit
merah putih setengah tiang



bpn,g.bahagia
mei 11

sebait kisah abadi

oleh : erahardhian

sebait kisah abadi mengilhami
bermakma tanpa batas waktu
antara ada dan tiada


nurani telah mati
bppn..mei 11

oleh : erahardhian

mari dengarlah bisikan pagi
datang dari pucuk meranti
mengeluhkan irama hati
seiring berita ini hari

tentang itu-itu saja
sesederhana hidup
sekompleks persepsinya
seputih awan berarak manja

dengung kabar bahagia
sekelebat bayang fatamorgana
kemudian lenyap begitu saja
kembali seperti biasa

ya seperti sedia kala
penguasa ya tetap penguasa
bekerja mengeruk harta
berjalan berbuta tuli



borneo,bpn
mei 11

sudahlah jangan berkata

oleh : ekorahardhian

aku bukan siapa siapa
tak berarti pun bermakna
menorehkan bekas luka canda
sekedar warna dunia

berlalu dari diam
mendekat ketitik cahaya
menyapa ramah semesta
bukankah ini melacur juga

mengabdi pada benda benda
menyeru gelap gulita malam
menurutmu untuk apa
sudah kau diam saja

toh ucapmu sama tak bermakna
hanya menggores lembar kusam
disana tersimpan bertumpuk kalam
kita cuma jiwa terbatas usia

gng bahagia
borneo.mei 2011

maka ijinkanlah

oleh : ekorahardhian

aku hendak pergi
mungkin seminggu tak pasti
menelusuk diruang kompleks kehidupan
menyapa sahabat dijalanan berliku

kubentangkan lembar bahagia
juga berbagi cerita
bahkan mimpi dan asa tertunda
jika itu bahagiaku maka iyakan saja

aku hendak pergi
mungkin seminggu tak pasti
menyisir tebing curam harapan
mengantongi rindu dendam

sebab fajar merekah merah
jiwa terpanggil sudah
aku hendak pergi maka ijinkanlah
merangkai kilauan cahaya



gng.bahagia
borneo mei 11

debur

oleh : ekorahardhian

hei debur
apa kabarmu pagi ini
masihlah kau hembuskan
kobaran semangat pada sahabat

pagimu menyapa ramah
menjilati ujung jemari kaki
memaksa bergumul sejenak
dikesepian meranah

hei debur
telah kau usap beribu luka
telah kau hapus perih hingga
enyah dari langit jiwa

meski
dipuncak langit adanya
aku menujumu
aku menggapaimu
sebentar berlalu


bpn,kaltim
mei 2011

malam beku

oleh : ekorahardhian

bukankah setiap derita dan airmata
adalah tetes menumbuhkan rimba
ditiap rimbunnya terselip cerita
beragam kisah tak terbatas
memenuhi dinding langit
barisnya rapi seperti irama lagu
manjakan segenap indera
melumpuhkan aral merintang jejak
hmnmmm
sepasang tupai berkelebat mesra
memainkan lagu kita apalagi
sebab aku tak bicara hari ini
ya aku mendengarmu

resapi juga setiap detak memacu
menerima alur hidup kita
hari ini hujan
malam ini tak berbintang
kita diam
membisu dalam rindu

bbpn mei 11

dirajam malam

oleh : ekorahardhian

setiap detik berlalu
hampa tak berjiwa
sepertinya kau hanya
mendera di diam
senyap menerkam
berlalulah waktu
bawa sebongkah dendam
gantikan segelas bahagia
untuk esok pagi
bisa saja tak bermentari
berharap
senyum bahagiamu
bangunkan imaji
perlahan telah mati


bpn mei 11

dan bernyanyi

oleh : ekorahardhian

langkahku gontai perlahan pasti
menelesuk belantara hijau rimba
meniti tapak terjal dihadapan
bersamamu bersamaNya

mari kita sambut pagi ini
dengan penuh canda tawa
coba kau lenyapkan duka lara
bersamaku bersamaNYa uye ya ya

lihatlah matahari
bersinar terang mengiringi
segenap raga bemandi cahaya
segenap rasa penuhi imaji

meski penuh duri meski tebing tinggi
tetap berjalan bergandeng tangan
dan bernyanyi
dan menari


mei 2011
borneo

goresan menjelang lelap

sebelum nurani terlelap
kudendangkan bait indah
juga nada gelisah
tentang cinta putus asa

sebelum mata terkatup layu
biar kugores untaian kata
diskujur tubuh pasrahmu
ditiap aliran darahmu

kubenamkan hasrat ini
mencoba mencari arti


malam berkabut tanpa kita sadari
terlarut diayun langkah gontai
setiap jengkalnya putus asa
setiap geraknya apatis

kubenamkan hasrat ini
mencoba mencari arti



mei 11

pahlawan negeri dongeng

oleh : ekorahardhian

tanah kau pijak masihlah basah
air mata dan darah pengorbanan
sejatinya pejuang
merekalah pahlawan
sebenar - benar pahlawan
berkelebat membentuk bayang hitam
kisah silam penuh aral membentang
hari ini mei 2011
kita hanya pewaris malang
kerajaan dongeng negeri mimpi
berkoar ditiap sudut jalan
teriakkan cerita usang
lengkingmu terdengar sobat
sepintas lalu reda
bersama kabar angin duka
hari ini mei 2011
cakrawala terbuka lebar
dibentang semesta nyata
sobat rapatkan barisan
senjata sudahkah kau kokang
dekat dijarak pandang
medan perang tersenyum menghadang
belum kubuka mata
belum kubuka hati
dalam kebersamaan hakiki
dalam perjuangan berarti


borneo mei 11

matahari matahati

oleh : ekorahardhian


pernah kugenggam tanganmu erat
serekat cahaya mentari pagi
menelusuk hangat dipori sekujur tubuh
jiwa terhempas bebas
rentang jarak menyesak
renggangkan tali batin
perlahan pasti
matahari
penguasa langit sejati
matahari
isyarat cinta tanpa batas
matahati
sebentar pasti mati
ditelan kebekuan hari
dihempas badai hari



borneo
mei 11

tragedi mei

oleh : ekorahardhian


langit hitam tebal berarak tak tentu arah
aroma daging terbakar memaksa imaji
mengerdilkan nyali sosok pahlawan
tak jua datang bertopeng ah
ribuan jerit terbungkam lakban
meraung dalam kesakitan
meronta dicengkeram durjana
siapa mereka tak hendak kutahu
liar yang terpancar luas
menyebar dirona merah padam
kebebasan amoral
wujud jiwa terpasung diam
telah lama bersemayam dibenak perih
menyisa dendam biadab
dendam barbar
tragedi kemanusiaan
menorehkan hitam sejarah
demokrasi pancasila ternoda
lets pray for indonesia




mengenang tragedi mei
borneo 2011

rentang pagi tak terhingga

oleh : ekorahardhian

ruang rindu terbentang lebar
mengangkasa penjuru langit kalbu
berkibar dipucuk pucuk rimba
mengalun bersama irama alam
semua lesap diheningnya
larut meresapi indah nuansa
pagi ini indah
dalam rindu kosong jiwa
akanmu sang penguasa
hati yang terlunta
tersia sudah masa
direntang tak terhingga
memendam rasa
mereguk angan
yang sebentar nyata
dihadapan




borneo
mei 11

menyulam kelam

oleh : ekorahardhian

hujan tadi sore menyimpan canda
pada lembaran koran lokal basah
pada semangat tak kunjung sirna
menyibak lembar demi lembar cerita
kilatan cahaya membentuk goresan indah
lukisan kelam semesta langit
mengarah pandang dikolom petang
sebuah ancaman radikalis ngawur
baris kata terpatri santun
sesekali mengumpat tertahan
mengungkap fakta fiktif
menyulam kekosongan hari
negeri yang indah tak terkasihani
negeri yang damai tiada lagi
anak negeri merunduk lesu
dipematang tak lagi berlari
mengisi hari mengukir pagi
disudut sudut ruang kosong
memainkan strategi perang
menunggu mati


borneo
mei 11

hari ini musim tandur

oleh : ekorahardhin


hari ini musim tandur
seperti hari masihlah pagi
tak berharap hujan
tak berharap mimpi
jiwa resah
seperti pematang basah
mengharap cemas akan matahari
pesan pesan telah kubisikkan
pada hijau batang batang padi
darinya telah kau lekatkan
aku dijenjang lehermu
sementara lumbung belumlah terpenuhi
meracau menentang pematang gersang
ah sejenak tengok sajalah
anggang anggang masih bermain riang
dihamparan hijau gersang


mei 11
borneo

jari jari rantas

oleh : ekorahardhian

tersematlah dibenak jiwa
sembari mengepalkan jari jari rantas
rentang waktu memendam amarah
termakan usia senja
resah
rindumu pada jiwa yang satu
hasratmu pada yang suci
bertahta kilauan permata tak terhingga
entahlah
malam ini tak berpeluh riuh
diheningnya tersirat penat
memapah dijalanan basah
irama kalbumu memendam rindu
ungkap rahasia terdalammu
tentang kesendirian beku
rentang waktu tak terhenti
dihamparan kerinduan lain


borneo 11

hymne guru

oleh : ekorahardhian


dengan lantang sedikit malu malu
mendendangkan syair merdeka
merah membara laksana bara
berpeluh hingga penjuru negeri
telahkah berarti
kini esok atu nanti
mulut sedikit terbuka
seakan berguman
aku anak negeri
terpenjara mimpi
terdengar berita pagi ini
gaji telah terkorupsi
pagimu mulia
harimu bahagia
seharusnya
semoga


hymne guru
kaltim

mengurai senja

oleh : ekorahardhian

jika semua kata tak lagi kau dengar
maka menarilah dimimpimu
semesta langit bersamamu
mengamini setiap detak nafas

tidakkah kau berkaca
pada senja berselimut mendung
menguraikan berpuluh ton kubik air mata
mata air kehidupan

aku hanya buih
kita hanya tetes
lebur bersama cinta nafsu
juga angkara murka

perlahan gelap
sebentar juga malam
merajai semua adanya
menuntun kita
mengurai berjuta mimpi


mengurai senja
mei 11

alas jati kampoeng timoer

aku berjalan menuju pulang
sendiri menyusuri jalanan sunyi
kanan kiri nelangsa menyekat kelam
berpayung sinar temaram purnama menyusup
dingin berkabut tipis
jalanan yang bengis
disela daun jati membentuk bayang menakutkan
mengikuti kemana aku pergi
lolong ajing hutan seperti mengoyak dada
menyingkap dedaunan merintang
sebentar aku dipelataran
tempat kuhabiskan petang
mengukir senja
menikmati surya
mereguk indah purnama
tapi
seiring pohon pohon jati yang mencair
dikantong sesak penguasa kini
meninggalkan tonggak tonggak
menyisakan amarah
kami cuma pemimpi
berpasrah pada resah
kami yang berhutan belantara
tiada mampu bersembunyi



alas jati
kampoeng timoer
mei 2011

diriuh malam

Berisik binatang larut dalam ''forget''nya imanez
Tak kuasa menafsirkan legamnya malam beku
Resap dingin menelusuk kau bersembunyi
mengasah jiwa yang sunyi
dinding malammu melampirkan bait kosong
siap memainkan imaji
ukir nurani
lesap berjiwa hampa
isyarat tanpa tanda
mengingat kemarau panjang tak terhingga
jalani ribuan malam bersama
dihempas ombak kuta
diputaran arus malam legian
sesekali menyusur remang poppies line II
mereguk bahagia merangkai cerita
tapi malam belum usai
sebab kita masih disini
selamanya berbagi
menembus batas
mengoyak tabir
hingga pagi menanti
haripun telah sepi

kuta dlm memori

010

reggae

Reggae musik mengalun lembut
Temani malamku diujung waktu
Dendangkan cinta dendangkan damai
Membawaku kealam indah mimpi
Hingga pagiku menjelang
Kudengar masih reggae berkumandang
Dinyanyikan burung telah bertandang
Mengusik mimpi mimpi
Membawa kabar indah pagi ini
Akan bahagia datang menghapiri
Tentang cinta bersemi
Tentang terik matahari
Semua telah pasti terjadi
Semua yang berlalu telah pergi

G,smrnda
Borneo 11

hanya cerita usang

sebagian dirimu ada dijiwa
singgah terbasuh canda tawa
dirinai senja yang indah
saat ini kau terkenang
larut dalam emosi
hingga kini tembok idealismu kokoh bediri membentang
melebur selaksa cinta
termangu dalam sepi
berteman indah mimpi
meski masih berharap
walau batin mengucap
dan rentang waktu telah sirna
ranting kering terkulai patah menahan belai mesra angin
kau yang terkenang
menyimpan rahasia
masih rahasia
kita berdua


borneo
0511

Recent Comments

Pengikut