oleh : erahardhian
belenggu sepertinya melemah perlahan
tertekan gairah hidup semangat bertahan
meninggalkan bekas luka abadi
meninggalkan sebongkah kenangan
pagi ini kawan bersama mentari aku beriring
menepis keraguan
menyongsong kemerdekaan
seutuhnya
first day
bpn juni 11
lepas itu belenggu (satu)
syair kebebasan
oleh : erahardhian
adakah kau lihat tepat dibelakang matahari
segala energi terhimpun rapi
siap menepis gejolak pun mimpi mimpi
terpanggang panas gelombang
nyanyian jiwa sejenak berhenti
tersapu gemuruh gelombang sekejap hilang
perlahan pasti ia bangkit lagi
seiring kecewa tak terpuaskan
bernyanyilah lepas sesuka hati
tertawalah keras melebihi gemuruh
sebelum genderang iramakan perang
disela sunset ia bertandang
irama penderitaan irama kami
suara suara menentang adalah kami
syair pembebasan
borneo mei 11
Senin, 30 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.28 0 komentar
merah putih setengah tiang
oleh : erahardhian
Akar segala masalah adalah hidup itu sendiri
memaksakan diri dalam segala keterbatasan
menghancurkan makna dan arti
kesampingkan nilai bahkan budaya
jiwa jiwa terkorbankan sudah
melahirkan sebuah kebanggaan
mati tersia mati tanpa arti
bernisan bangga
kita telah merdeka aku rasa belum
itu kan mimpi kita selama ini
terbuai kata dan janji
itu sudah pasti
lemah tanpa daya
berteriak keras beringas
marah pada langit
merah putih setengah tiang
bpn,g.bahagia
mei 11
Jumat, 27 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 18.19 0 komentar
sebait kisah abadi
oleh : erahardhian
sebait kisah abadi mengilhami
bermakma tanpa batas waktu
antara ada dan tiada
nurani telah mati
bppn..mei 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.02 0 komentar
oleh : erahardhian
mari dengarlah bisikan pagi
datang dari pucuk meranti
mengeluhkan irama hati
seiring berita ini hari
tentang itu-itu saja
sesederhana hidup
sekompleks persepsinya
seputih awan berarak manja
dengung kabar bahagia
sekelebat bayang fatamorgana
kemudian lenyap begitu saja
kembali seperti biasa
ya seperti sedia kala
penguasa ya tetap penguasa
bekerja mengeruk harta
berjalan berbuta tuli
borneo,bpn
mei 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.37 0 komentar
sudahlah jangan berkata
oleh : ekorahardhian
aku bukan siapa siapa
tak berarti pun bermakna
menorehkan bekas luka canda
sekedar warna dunia
berlalu dari diam
mendekat ketitik cahaya
menyapa ramah semesta
bukankah ini melacur juga
mengabdi pada benda benda
menyeru gelap gulita malam
menurutmu untuk apa
sudah kau diam saja
toh ucapmu sama tak bermakna
hanya menggores lembar kusam
disana tersimpan bertumpuk kalam
kita cuma jiwa terbatas usia
gng bahagia
borneo.mei 2011
Rabu, 25 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.32 0 komentar
maka ijinkanlah
oleh : ekorahardhian
aku hendak pergi
mungkin seminggu tak pasti
menelusuk diruang kompleks kehidupan
menyapa sahabat dijalanan berliku
kubentangkan lembar bahagia
juga berbagi cerita
bahkan mimpi dan asa tertunda
jika itu bahagiaku maka iyakan saja
aku hendak pergi
mungkin seminggu tak pasti
menyisir tebing curam harapan
mengantongi rindu dendam
sebab fajar merekah merah
jiwa terpanggil sudah
aku hendak pergi maka ijinkanlah
merangkai kilauan cahaya
gng.bahagia
borneo mei 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.39 0 komentar
debur
oleh : ekorahardhian
hei debur
apa kabarmu pagi ini
masihlah kau hembuskan
kobaran semangat pada sahabat
pagimu menyapa ramah
menjilati ujung jemari kaki
memaksa bergumul sejenak
dikesepian meranah
hei debur
telah kau usap beribu luka
telah kau hapus perih hingga
enyah dari langit jiwa
meski
dipuncak langit adanya
aku menujumu
aku menggapaimu
sebentar berlalu
bpn,kaltim
mei 2011
Selasa, 24 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 17.20 0 komentar
malam beku
oleh : ekorahardhian
bukankah setiap derita dan airmata
adalah tetes menumbuhkan rimba
ditiap rimbunnya terselip cerita
beragam kisah tak terbatas
memenuhi dinding langit
barisnya rapi seperti irama lagu
manjakan segenap indera
melumpuhkan aral merintang jejak
hmnmmm
sepasang tupai berkelebat mesra
memainkan lagu kita apalagi
sebab aku tak bicara hari ini
ya aku mendengarmu
resapi juga setiap detak memacu
menerima alur hidup kita
hari ini hujan
malam ini tak berbintang
kita diam
membisu dalam rindu
bbpn mei 11
Minggu, 22 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.04 0 komentar
dirajam malam
oleh : ekorahardhian
setiap detik berlalu
hampa tak berjiwa
sepertinya kau hanya
mendera di diam
senyap menerkam
berlalulah waktu
bawa sebongkah dendam
gantikan segelas bahagia
untuk esok pagi
bisa saja tak bermentari
berharap
senyum bahagiamu
bangunkan imaji
perlahan telah mati
bpn mei 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.50 0 komentar
dan bernyanyi
oleh : ekorahardhian
langkahku gontai perlahan pasti
menelesuk belantara hijau rimba
meniti tapak terjal dihadapan
bersamamu bersamaNya
mari kita sambut pagi ini
dengan penuh canda tawa
coba kau lenyapkan duka lara
bersamaku bersamaNYa uye ya ya
lihatlah matahari
bersinar terang mengiringi
segenap raga bemandi cahaya
segenap rasa penuhi imaji
meski penuh duri meski tebing tinggi
tetap berjalan bergandeng tangan
dan bernyanyi
dan menari
mei 2011
borneo
Sabtu, 21 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 17.45 0 komentar
goresan menjelang lelap
sebelum nurani terlelap
kudendangkan bait indah
juga nada gelisah
tentang cinta putus asa
sebelum mata terkatup layu
biar kugores untaian kata
diskujur tubuh pasrahmu
ditiap aliran darahmu
kubenamkan hasrat ini
mencoba mencari arti
malam berkabut tanpa kita sadari
terlarut diayun langkah gontai
setiap jengkalnya putus asa
setiap geraknya apatis
kubenamkan hasrat ini
mencoba mencari arti
mei 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.36 0 komentar
pahlawan negeri dongeng
oleh : ekorahardhian
tanah kau pijak masihlah basah
air mata dan darah pengorbanan
sejatinya pejuang
merekalah pahlawan
sebenar - benar pahlawan
berkelebat membentuk bayang hitam
kisah silam penuh aral membentang
hari ini mei 2011
kita hanya pewaris malang
kerajaan dongeng negeri mimpi
berkoar ditiap sudut jalan
teriakkan cerita usang
lengkingmu terdengar sobat
sepintas lalu reda
bersama kabar angin duka
hari ini mei 2011
cakrawala terbuka lebar
dibentang semesta nyata
sobat rapatkan barisan
senjata sudahkah kau kokang
dekat dijarak pandang
medan perang tersenyum menghadang
belum kubuka mata
belum kubuka hati
dalam kebersamaan hakiki
dalam perjuangan berarti
borneo mei 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.59 0 komentar
matahari matahati
oleh : ekorahardhian
pernah kugenggam tanganmu erat
serekat cahaya mentari pagi
menelusuk hangat dipori sekujur tubuh
jiwa terhempas bebas
rentang jarak menyesak
renggangkan tali batin
perlahan pasti
matahari
penguasa langit sejati
matahari
isyarat cinta tanpa batas
matahati
sebentar pasti mati
ditelan kebekuan hari
dihempas badai hari
borneo
mei 11
Kamis, 19 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 17.31 0 komentar
tragedi mei
oleh : ekorahardhian
langit hitam tebal berarak tak tentu arah
aroma daging terbakar memaksa imaji
mengerdilkan nyali sosok pahlawan
tak jua datang bertopeng ah
ribuan jerit terbungkam lakban
meraung dalam kesakitan
meronta dicengkeram durjana
siapa mereka tak hendak kutahu
liar yang terpancar luas
menyebar dirona merah padam
kebebasan amoral
wujud jiwa terpasung diam
telah lama bersemayam dibenak perih
menyisa dendam biadab
dendam barbar
tragedi kemanusiaan
menorehkan hitam sejarah
demokrasi pancasila ternoda
lets pray for indonesia
mengenang tragedi mei
borneo 2011
Minggu, 15 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 10.14 0 komentar
rentang pagi tak terhingga
oleh : ekorahardhian
ruang rindu terbentang lebar
mengangkasa penjuru langit kalbu
berkibar dipucuk pucuk rimba
mengalun bersama irama alam
semua lesap diheningnya
larut meresapi indah nuansa
pagi ini indah
dalam rindu kosong jiwa
akanmu sang penguasa
hati yang terlunta
tersia sudah masa
direntang tak terhingga
memendam rasa
mereguk angan
yang sebentar nyata
dihadapan
borneo
mei 11
Kamis, 12 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.02 0 komentar
menyulam kelam
oleh : ekorahardhian
hujan tadi sore menyimpan canda
pada lembaran koran lokal basah
pada semangat tak kunjung sirna
menyibak lembar demi lembar cerita
kilatan cahaya membentuk goresan indah
lukisan kelam semesta langit
mengarah pandang dikolom petang
sebuah ancaman radikalis ngawur
baris kata terpatri santun
sesekali mengumpat tertahan
mengungkap fakta fiktif
menyulam kekosongan hari
negeri yang indah tak terkasihani
negeri yang damai tiada lagi
anak negeri merunduk lesu
dipematang tak lagi berlari
mengisi hari mengukir pagi
disudut sudut ruang kosong
memainkan strategi perang
menunggu mati
borneo
mei 11
Selasa, 10 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.40 0 komentar
hari ini musim tandur
oleh : ekorahardhin
hari ini musim tandur
seperti hari masihlah pagi
tak berharap hujan
tak berharap mimpi
jiwa resah
seperti pematang basah
mengharap cemas akan matahari
pesan pesan telah kubisikkan
pada hijau batang batang padi
darinya telah kau lekatkan
aku dijenjang lehermu
sementara lumbung belumlah terpenuhi
meracau menentang pematang gersang
ah sejenak tengok sajalah
anggang anggang masih bermain riang
dihamparan hijau gersang
mei 11
borneo
Senin, 09 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 09.04 0 komentar
jari jari rantas
oleh : ekorahardhian
tersematlah dibenak jiwa
sembari mengepalkan jari jari rantas
rentang waktu memendam amarah
termakan usia senja
resah
rindumu pada jiwa yang satu
hasratmu pada yang suci
bertahta kilauan permata tak terhingga
entahlah
malam ini tak berpeluh riuh
diheningnya tersirat penat
memapah dijalanan basah
irama kalbumu memendam rindu
ungkap rahasia terdalammu
tentang kesendirian beku
rentang waktu tak terhenti
dihamparan kerinduan lain
borneo 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 08.46 0 komentar
hymne guru
oleh : ekorahardhian
dengan lantang sedikit malu malu
mendendangkan syair merdeka
merah membara laksana bara
berpeluh hingga penjuru negeri
telahkah berarti
kini esok atu nanti
mulut sedikit terbuka
seakan berguman
aku anak negeri
terpenjara mimpi
terdengar berita pagi ini
gaji telah terkorupsi
pagimu mulia
harimu bahagia
seharusnya
semoga
hymne guru
kaltim
Minggu, 08 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.15 0 komentar
mengurai senja
oleh : ekorahardhian
jika semua kata tak lagi kau dengar
maka menarilah dimimpimu
semesta langit bersamamu
mengamini setiap detak nafas
tidakkah kau berkaca
pada senja berselimut mendung
menguraikan berpuluh ton kubik air mata
mata air kehidupan
aku hanya buih
kita hanya tetes
lebur bersama cinta nafsu
juga angkara murka
perlahan gelap
sebentar juga malam
merajai semua adanya
menuntun kita
mengurai berjuta mimpi
mengurai senja
mei 11
Jumat, 06 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 18.15 0 komentar
alas jati kampoeng timoer
aku berjalan menuju pulang
sendiri menyusuri jalanan sunyi
kanan kiri nelangsa menyekat kelam
berpayung sinar temaram purnama menyusup
dingin berkabut tipis
jalanan yang bengis
disela daun jati membentuk bayang menakutkan
mengikuti kemana aku pergi
lolong ajing hutan seperti mengoyak dada
menyingkap dedaunan merintang
sebentar aku dipelataran
tempat kuhabiskan petang
mengukir senja
menikmati surya
mereguk indah purnama
tapi
seiring pohon pohon jati yang mencair
dikantong sesak penguasa kini
meninggalkan tonggak tonggak
menyisakan amarah
kami cuma pemimpi
berpasrah pada resah
kami yang berhutan belantara
tiada mampu bersembunyi
alas jati
kampoeng timoer
mei 2011
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 01.23 0 komentar
diriuh malam
Berisik binatang larut dalam ''forget''nya imanez
Tak kuasa menafsirkan legamnya malam beku
Resap dingin menelusuk kau bersembunyi
mengasah jiwa yang sunyi
dinding malammu melampirkan bait kosong
siap memainkan imaji
ukir nurani
lesap berjiwa hampa
isyarat tanpa tanda
mengingat kemarau panjang tak terhingga
jalani ribuan malam bersama
dihempas ombak kuta
diputaran arus malam legian
sesekali menyusur remang poppies line II
mereguk bahagia merangkai cerita
tapi malam belum usai
sebab kita masih disini
selamanya berbagi
menembus batas
mengoyak tabir
hingga pagi menanti
haripun telah sepi
kuta dlm memori
010
Kamis, 05 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.19 0 komentar
reggae
Reggae musik mengalun lembut
Temani malamku diujung waktu
Dendangkan cinta dendangkan damai
Membawaku kealam indah mimpi
Hingga pagiku menjelang
Kudengar masih reggae berkumandang
Dinyanyikan burung telah bertandang
Mengusik mimpi mimpi
Membawa kabar indah pagi ini
Akan bahagia datang menghapiri
Tentang cinta bersemi
Tentang terik matahari
Semua telah pasti terjadi
Semua yang berlalu telah pergi
G,smrnda
Borneo 11
Diposting oleh sastra nusantara hijau di 00.17 0 komentar
hanya cerita usang
sebagian dirimu ada dijiwa
singgah terbasuh canda tawa
dirinai senja yang indah
saat ini kau terkenang
larut dalam emosi
hingga kini tembok idealismu kokoh bediri membentang
melebur selaksa cinta
termangu dalam sepi
berteman indah mimpi
meski masih berharap
walau batin mengucap
dan rentang waktu telah sirna
ranting kering terkulai patah menahan belai mesra angin
kau yang terkenang
menyimpan rahasia
masih rahasia
kita berdua
borneo
0511
Selasa, 03 Mei 2011 | Diposting oleh sastra nusantara hijau di 07.21 0 komentar