berderet harapan diterik hari
menari tiada henti
memainkan perasaan
letih remuk redam
tubuh yang lunglai
apa kabarmu sore ini
diujung senja seribu bidadari
adzan magrib nyaris hilang ditengah gerimis lalu-lalang
memanggil raga bertandang
hanya air mata
menemani segelas air putih
tanpa susu tiada gula
habis ditelan hari
menjeritlah pada penguasa
ceritakan yang nyata adanya
menjeritlah pd sebongkah roti
yang kaunikmati saat berbuka
ditengah gemuruh pesta
borneo
11
sebongkah roti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar